Seagama Tapi Tak Seiman

07:01



"You Don't Need  be Muslim To Care and Pray for Gaza. Just be a Human". Kamu tidak usah menjadi seorang muslim untuk peduli dan berdoa untuk gaza, cukup hanya menjadi seorang manusia. 

Ungkapan yang dikemukakan beberapa organisasi barat yang jelas bukan seorang muslim, tapi peduli kepada penderitaan kaum yang tertindas (Palestina). Bom yang menghantui mereka di setiap malam, Suara tembakan sudah seperti nyanyian nyamuk bagi mereka. 

Rasanya  begitu pahit untuk dibayangkan. Kita yang tinggal jauh dari Palestina mendengar suara kendaraan pada jam tidur saja sudah sangat risih, apalagi suara bom dan ledakan rudal. 

Kita yang kadang tidak tega saat  menyaksikan ayam yang baru saja berlari dan berkotek, tiba - tiba dikerek dihadapan kita. Di Palestina, saudara kita ummat muslim sebagai mahluk terindah di hadapan Allah dikerek lehernya. dibantai oleh kaum yang tidak berperikemanusiaan. Kita di Indonesia masih bisa beribadah dengan tenang tanpa rasa khawatir. Disana, bahkan tarikan nafas pun menjadi ancaman bagi mereka. Apakah masih ada sedikit hatimu untuk mereka?

Pertanyaan Saya, Apa tujuannya coba? Kalau hanya ingin terlihat hebat. Apakah dengan cara seperti itu engkau akan terlihat berkuasa di atas satu negara itu? banyak negara di dunia yang sedang menyaksikan kekejamanmu. Apakah engkau tidak malu ketika dilihat oleh sekian juta pasang mata atas penindasanmu terhadap kaum yang kau anggap lemah?

***
Dalam kehidupan sehari hari kita juga banyak menyaksikan hal demikian, peraduan antara si kuat dan si lemah, si kaya si miskin, dan si pintar dan si bodoh. Dalam pandangan hati kita, yang manakah yang lebih mengikis, ketika si kaya, kuat dan pintar menindas si lemah, bodoh dan miskin? Apalagi si kaya ini sombong, takabbur dan tidak mengsyukuri pemberian nikmat dari Allah, malah menjadikan dirinya laksana fir'aun yang memiliki segalanya. dan ingatlah, Fir'aun tidak kekal, ia akan tertimbun bersama harta dan ketamakannya. 

Perilaku Bangsa Israel, sama saja dengan perilaku orang - orang tamak yang tidak menghargai agamanya. Mereka beragama Islam tapi, tidak menerapkan nilai nilai islam dalam kehidupannya sehari hari, meskipun itu hanya sedikit. 

Allah tidak perlu harta yang banyak untuk dipamerkan kepada sesama, cukup diamalkan secara sembunyi - sembunyi, tidak perlu diumbar. 

Ada juga tipe orang yang suka kalau aibnya diketahui orang lain. Agamanya islam, tapi hanya sekali kali menerapkan nilai islam dan sebanyak banyaknya menjauhi nilai nilai islam. Ada hadist yang mengatakan "barang siapa yang menutupi aib orang lain, maka ia akan menutupi aibnya". Hal tersebut menjelaskan bahwa menutupi aib orang lain saja adalah hal yang mulia, apalagi menutup aib sendiri. Jadi, sebaiknnya aib itu dirahasiakan, Jangan memamerkan kepada orang lain karena itu sungguh, Tidak Lucu. Jika Tujuanmu melucu tidak usah melucukan aibmu apalagi aib orang lain. 

Sungguh ketika engkau membeberkan aib itu dengan maksud memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang sama (maksiat) maka engkau sangatlah merugi. 

Seagama tapi tak seiman, adalah fenomena yang sangat miris saat ini. Kurasakan dan kucermati dalam pandanganku sebagai pemuda. Drugs, smoke, and free sex adalah hal yang paling utama dalam masalah remaja. Disaat banyak yang memperjuangkan agama. Masih banyak juga yang menentangnya, meskipun tidak langsung menyatakan dengan lisan, tapi mereka menyatakan langsung dengan tindakan. 

Cara mereka menentang agama seperti ini adalah masalah yang sangat serius dan semakin menjamur. Diantara mereka ada yang segera sadar, tapi ada pula yang semakin memperluas komunitas mereka. Ada yang sadar, maksiat, sadar kemudian maksiat lagi.

Ketiga masalah diatas tidak hanya merusak generasi muda. Tapi juga merusak citra islam. Bahkan kebanyakan yang melakukan hal tersebut nyata nyata diKTPnya beragama islam. 

Banyak non islam yang sifatnya menjunjung tinggi kemanusiaan, menghargai sesama dan tidak suka brontak. Tapi kenyataan yang sering kita temui, banyak orang yang saling bercekcok sedangkan mereka seagama. Apakah itu nilai nilai islam yang ia pahami? dan saya yakin ini adalah buah dari pergaulan masa remaja yang masih tergolong (kotor) dan harus segera dibersihkan dengan peran pendakwah. 

Solusinya mungkin dengan banyaknya pendakwah seangkatan dan seumuran maka akan tercipta rasa saling mengingatkan yang tidak terkesan menggurui. Maka diperlukan karakter yang mengerti akan kebutuhan minat iman yang ingin diberi siraman kalbu. Sehingga menghasilkan kata "Sepaham" dalam beragama.

Mnjl, 16 Nov 2015

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Like this ya