Ketika Mikha Mengajak #01

05:43
"Dir, ikut aku keluar sebentar yah". Mikha mengajaknya keluar dari kelas yang diajar oleh dosen yang tidak dianggap killer di kampus ini. 
"Buat apa? kita lagi ada kuliah ini". Takdir berusaha menolak
"Sebentar saja. Ayolah" pintanya lagi dengan memelas kasih.

Terpaksa Takdir mengikuti pinta Mikha untuk mengikutinya sejanak keluar. Setelah sampai di samping tangga di depan kantin kecil bu Idah dia berkata sesuatu yang sepertinya serius kepada Takdir. 
Aku sengaja mengikutinya dari belakang, karena kebetulan hendak ke wc juga.

"Takdir, mengapa kamu tidak menyukai ku? sudah sangat lama aku mencoba mencari perhatian dari kamu tapi kenapa kamu tidak menghargai perasaan yang aku tunjukan selama ini? masih kurang apa aku? Kamu suka gadis berhijab dan hijab itu sudah menutupi tubuhku" Tiba - tiba Takdir memotong pembicaraan.

"Tidak Mikha, Hijab belum menutupimu. Hanya menutupi kepalamu saja, tidak dada dan pinggulmu, sedangkan etika berhijab sampai menutupi dada dan bagian tubuh wanita yang bisa mengundang syahwat bagi kami kaum lelaki".

"Iya tapi saya telah berhijab dan mencoba memperbaiki diri". Bela Mikha

"Saya sangat menghargai perjuangan kamu. Kalau kamu mengatakan saya hanya menyukai gadis berhijab, toh di kampus ini juga semua gadis berhijab, ini kan kampus islam. Saya tidak hanya mencari gadis yang menghijabi kepalanya saja. Yang tidak hanya berhijab dari covernya tapi yang bisa menghijabi hatinya juga. dan tingkah kamu yang seperti ini tidak manandakan kamu berhijab sesuai dengan kata hati kamu".

Penjelasan tersebut memaksa Mikha mencari seribu alasan untuk menangkis kata kata lelaki pujaanya. "Katanya kamu menghargaiku, tapi mana wujud penghargaan kamu dir?

Takdir berusaha menggerakan tubuhnya menjauh sedikit dari Mikha yang lebih mendekat kepadanya. "Penghargaanku, nanti kamu akan tahu jawabannya. Selama kamu masih bisa menjaga diri kamu dan menjauhi pergaulan bebas kamu".

***

Ternyata ada Sella di dalam kantin bawah tangga itu, dia sedang sibuk mengerjakan tugas dari dosen yang akan masuk pada jam selanjutnya. Sella berasal dari kelas B3. Tapi sepertinya dia memiliki hubungan yang baik juga kepada Takdir. Terbukti pada saat dia mengikuti ospek dulu, hanya Sella yang selalu bersamanya. Begitupun pada saat pengurusan berkas masuk kampus ini. Sella selalu berada di bangku terdepan mobilnya selain teman teman Takdir yang satu kampung dengannya.

Sella memang satu kampung dengan Takdir, tapi Sella jarang memakai motornya kekampus. mungkin karena tumpangan dari Takdir sudah terasa nyaman buatnya. Terlebih lagi sikap ramah dan sopan yang ditunjukkan Takdir tak bisa dihindari oleh siapapun yang ditawari untuk ikut dimobilnya. 

Hal itu yang membuat Sella kagum kepadanya, bahkan pada mata pelajaran akutansi Takdir tak segan mengajari Sella yang dosennya tidak bisa membuatnya paham. Sehingga Sella sering menghabiskan banyak waktu dengan Takdir. Baik itu bertanya masalah pelajaran, maupun hanya sekedar silaturahmi dengan ayah dan ibu takdir.

Setelah  mendengar semua apa yang dikatakan Mikha kepada Takdir, Sella terasa tersontak, kaget hebat yang dialaminya saat itu hanya bisa membuatnya terdiam dalam kantin kecil itu, tanpa suara, tanpa gerakan. Ingin rasanya ia keluar, menegur Mikha yang berani berkata selancang itu kepada Takdir. Tapi tubuhnya terasa sangat kaku. Entah perasaan seperti apa yang mengganggu dan bergejolak dalam hatinya saat itu. Tapi ia benar - benar cemburu kepada gadis sekelas Takdir yang cantik dan lebih langsing darinya.

Bersambung.......

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Like this ya