Sekeping Cerita Brigade Masjid Kab. Maros

22:27
  Banyak yang iri dengan Ismail karena hanya dia yang diberi kesempatan untuk mengungkapkan rasa sukanya secara langsung kepada Syifa (Seorang muslimah yang menawan, dengan shotingan lambat berjalan sambil dijatuhi daun - daun kering). Sempat saya dengar dari beberapa orang teman diksar yang mempertengkarkan tentang Syifa. tapi ada salah seorang yang mengingatkan "memangnya syifa kenal sama kamu?" Hehe menyedihkan sekali sudah diperebutkan tapi kenal saja tidak. Itulah salah satu hal menarik yang melengkapi sekeping cerita dari diksar Brigade Masjid angkatan kedua kabupaten Maros.
Disaat hendak memasuki gerbang Masjid terbesar di daerah Pucak ini Hak kami telah dicabut 70%, bahkan hak untuk mengeluarkan zat hasil dari mikroorganisme tubuh pun diambil.  
Potret ; kerjasama Tim
    Memperbaiki perasaan dan mengucapkan dua kalimat syahadat merupakan langkah awal untuk memulai segala rangkaian acara pada diksar kali ini, tapi mengucapkan dua kalimat syahadat dan memperbaiki perasaan ini harus selalu kita biasakan pada segala aktifitas keseharian kita, bukan hanya pada acara acara tertentu saja. 

Musyaddid (pelurus) itulah semboyan ketiga dalam citra BKPRMI yang menjadi nama 9 khalifa peserta diksar, termasuk saya dan kedelapan teman dari berbagai kecamatan. Selain musyaddid juga ada muaddid (pendidik), muwahid (pemersatu umat), mujahid (pembela kebenaran), mujaddid (pemelihara iman). Setiap kelompok dibekali kreatifitas dari berbagai karakter baik dari kelompok itu maupun dari pendamping. Terbukti pada saat penciptaan yel yel untuk menambah semangat mujahid kami. 

Potret ; Ismail saat makan ala Jepang (Tambah 2 sendok Sambal) 
Banyak kisah yang bisa dijadikan hikmah dan juga menjadi cerminan bagi diri sendiri. Sebut saja kebersamaan dan kekeluargaan tergambarkan dari proses makan yang setiap waktu makan lain lagi caranya kadang ala Jepang, Arab, Francis dan yang paling berkesan ala suku Aborigin. Tak ada makanan yang dinikmati sendiri tapi kita harus menyuap teman yang ada disamping kiri dan kanan dan yang paling hebatnya bukan hanya nasi yang harus disuapkan tapi lauk dan sambel yang lumayan pedas pun jadi pelajaran menarik bahwa proses suap menyuap uang  di kalangan pemerintah sangatlah tidak etis cobalah berinovasi sedikit misal suap menyuap sambel pedas dan disaksikan masyarakat kan lebih seru.

Potret ; Kekompakan
Kekompakan mulai terasa pada saat hanya ada satu orang saja yang melakukan kesalahan maka semua turut serta dalam menikmati hukuman yang diberikan komandan.
Kata Bp. Asri Said selaku ketua BKPRMI Maros pada rangkaian perkenalan anggota baru  dengan pengurus lama, diksar tahun ini adalah yang paling santai, dimana para panitialah yang paling tersiksa ungkapnya.
Penanganan Bencana adalah tema dari kegiatan ini, menghadirkan instruktur dari Bulan sabit merah kab. Maros dan memberikan teori serta praktek mengenai pertolongan pertama pada orang yang tenggelam. Dengan memanfaatkan sungai yang letaknya tak begitu jauh dari lokasi diksar.

Pada malam terakhir Ahad 05 April 2015, sekitar pukul 02.00 satu persatu peserta yang berjumlakan 39 orang Dibangunkan untuk menuju Masjid yang sudah tidak digunakan oleh masyarakat. Masjid ini sempat kami lewati siang tadi pada saat menuju ke arah sungai. Kondisinya sangat memprihatinkan dimana jendela yang ada pada semua sisi itu terbuka, (mirip bangunan angker pada film film horor). Perjalanan menuju Masjid ternyata tidak mulus. Ada beberapa pos yang harus dilewati yang dimana keseluruhan dari pos ini memberikan kesan akan arti sebuah organisasi.
Potret ; Pos Muwahida
Gambar diatas saat berada pada pos Muwahida (Pemersatu Umat). Ketua kelompok diberi Segelas air panas, Kopi dan Gula. Selanjutnya untuk dimusyawarahkan kepada seluruh anggota kelompok rasa kopi yang bagaimana yang dijadikan kesepakatan untuk bisa diterima dan dinikmati bersama. Ada dengan rasa manis, pahit dan sedang. Ketua kelompok dituntut untuk menyatukan rasa itu dan mengambil kesimpulan bagaimana rasa kopi yang seharusnya, benar benar filosofi yang hebat dengan segelas kopi (Kebetulan pada saat itu sedang ngantuk, jadi kopinya langsung habis,, heheh).

Dengan berbagai games yang mendidik dari komandan sedikit demi sedikit kami mulai mencerna satu per satu maksud dari games itu misalnya pada bongkar gerbong dimana kita disuruh mencari teman berjumlahkan gerbong yang dibongkar, maka pada saat kita tidak bisa menemukan teman kita harus mencari teman / kelompok lain yang ingin menerima dan menghargai kita. Jangan memaksakan diri untuk masuk ke suatu kelompok, karena jangan sampai kita salah pergaulan. Bagus, kalau kita yang bisa memberi warna positif pada suatu kelompok. Jangab sampai kita yang diwarnai dengan warna yang buruk.

Mujahida mana suaranya... Lanjut !! Mujahida2 pembela kebenaran (dengan logat batak).
Hehehe . Dont forget thats all. ALLAHU AKBAR !!!


Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Like this ya