Hantaman keras berbuah manis. Selepas terjatuh, Ia bangkit
kembali sebagai seorang pemuda yang selalu kegirangan mendapati tempat tempat
baru yang fenomenal dikalangannya. Alam misalnya, dia sangat suka menjelajah
alam. Tapi tak sebegitu dalam rasa sukanya. Karena ia hanya manusia biasa yang
punya keterbatasan. Keterbatasan waktu paling tepatnya.
Sabtu, 25/03/2017. Waktu itu menunjukan pukul 16.00 memasuki
jalan poros ke gunung Bulusaraung Kabupaten pangkep. Tapat samping indomaret,
ba’dda ashar. jadilah keempat pemuda yang baru saja kegirangan karena dosen tak
mengajar ini menelusuri tempat yang tenar belum sebulan ini. Hutan batu Pangkep
mereka menyebutnya. Tepatnya di Dusun Bonto Bonto Kelurahan Balleangin
Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep (menurut info warga sekitar). Letaknya pada
pertigaan yang kebeberapa ini, terdapat sebuah masjid tingkat dua yang bagian
atasnya belum rampung, silahkan belok kanan dari arah jalan poros.
Kami sudah familiar dengan hutan batu, karena di Maros, ada
hutan batu yang tidak kalah fenomenalnya
(baca : ramang ramang). Tapi hutan batu kali ini bertengger di tengah cagar
alam / kawasan wisata alam Bantimurung Bulusaraung. Model batuannya pun tak
bedah jauh dari yang ada di maros, (namanya juga karst). Hanya saja ketajaman
irisannya jika kita terjatuh akan berakibat fatal.
Disarankan apabila anda mengunjungi tempat ini harap menggunakan
alas kaki dari bahan tebal, karena jika hanya menggunakan spon sandal yang
tipis maka bisa jadi kaki anda tertusuk bebatuan yang runcing.
Ada beberapa spot menarik untuk pengambilan gambar gaya anak
alay jaman sekarang. Misalnya saja diatas bebatuan yang paling tinggi dengan background pemandangan gunung. Ada yang
mengambil background bebatuannya, ada
yang ngambil background area persawaan atau kawasan alam lainnya.
Motor diparkir di bahu jalan. Biasanya hanya dijaga oleh
anak muda setempat, kita hanya mempersiapkan ongkos parkir seadanya. Dan tak
ada biaya masuk untuk ketempat ini karena pemerintah belum meresmikan kawasan
ini sebagai kawasan wisata alam resmi layaknya Leang Leang.
Melewati pematang sawah, menyebrangi saluran air yang
berukuran kecil sebanyak dua kali. Ketika melewati saluran air yang pertama,
disana terdapat rumah nenek mumu yang tinggal sendirian. Jadi, diharapkan
kepada pengunjung, agar bisa melihat keadaannya sekaligus mendoakan agar nenek
mumu senantiasa diberi kesehatan. Lebih diharapkan lagi untuk memberikan
bantuan sebisanya.
Alam mengajarkan arti kesyukuran. Jika kamu masih bergelar
sebagai hamba, bersyukurlah tidak hanya dengan ucapan tapi dengan tindakan, misalnya sholat, ngaji,
puasa, sedekah berbuat baik kepada alam dengan menjaganya. Itu quotesnya hari
ini.
Sayang sekali, telusur hutan batu ini tak cukup lama, karena mendung yang
sedari tadi menjadikan tempat ini sebagai sasaran utama sepertinya sudah
semakin garang apalagi melihat kami yang
ada disini. Akhirnya ia menumpah ruahkan air hujan yang susah payah ia ambil di
laut. Untuk membasahi yang seharusnya ia basahi.
EmoticonEmoticon