Namanya Puang Bunga, Sebuah nama kebesaran dibalik sejarahnya. Alhasill tak ada kisah "dahulu kala" yang sempat terangkum, karena hari yang begitu singkat. Hanya sempat menikmati beberapa teguk "ballo' bambang" (proses setengah matang dari gula arem) yang terbuat dari pohon arem dan beberapa campuran kulit pohon lainnya. Kami mengunjungi salah satu rumah kerabat dari mustafa. yang ada di Desa Bontosomba ini untuk menyaksikan langsung bagaimana proses pembuatan gula merah / gula arem yang benar benar asli ini.
***
Karena har sudah menghamipiri siang, kami bergegas melajukan motor ke arah selatan wilayah maros ini. Menuju ke air terjun Puang Bunga yang terletak di Desa Bontosomba Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. jika jalanan mulus mungkin akan ditempuh sekitar satu jam dari arah jalan poros Maccopa - Masale. Tapi pada hari itu, tidak semua teman mengendarai sepeda motor dan tidak tahu jalan yang mengakibatkan tersesat jadi molor dari waktu yang ditargetkan menjadi kurang lebih tiga jam.
Kondisi jalan yang melalui banyak persimpangan mengharuskan kami untuk selalu bertanya kepada warga sekitar. Untungnya petunjuk dari mereka tidak ada yang menyesatkan, hanya saja kami yang kadang kurang memahami. Menanjak, dan berbatu mungkin pemandangan itu yang disaksikan. Tapi semua itu seolah tak sebanding dengan keindahan alam yang ditawarkan, keasrian pepohonan dan atmosfer pedesaan yang khas. Melepas beban pekerjaan dengan melakukan hal semacam ini mungkin adalah solusi terbaik di hari libur, bukan hanya saling sentimen di tempat kerja yang selalu menghiasi, namun suasana keakraban seperti ini yang harusnya selalu dipupuk.
Setiba di tempat yang dinanti nantikan sekitar pukul 12.30, pada jalanan menurun terakhir disuguhkan view gunung yang saya lupa apa namanya. tapi dari arah air terjun ini dia nampak begitu mewah dan menawan. yang dibawahnya berjejer sawah dan ladang masyarakat tompobulu. katanya, disebrang gunung itu sudah termasuk wilayah Gowa.
Selang beberapa menit sambil menunggu teman yang lain datang, kami menyempatkan untuk menyaksikan aliran sungai yang begitu derasnya di bagian atap air terjun. Wuih,, Segar sekali rasanya bisa membasuh wajah yang sedari tadi kering di perjalanan. Terlihat beberapa remaja dengan tongsis yang dijadikan senjata ampuh kala berlibur. Tempat ini baru saja mendapat perhatian dari pemerintah provinsi, buktinya pada area air terjun telah dilakukan penggalian guna mempermudah jalur akses pengunjung.
Sudah punya banyak pengunjung rupanya, awalnya kami kira hanya kami yang berkunjung. Dengan membawa bekal yang dikumpulkan (ikan,ayam dan sambal) kami mencari tempat perapian yang strategis, dapatlah tempat ini
Fried Chicken ala pemelihara ayam |
Perapian tepi sungai (panas langsung siram) |
Menikmati santapan dari hasil bakar kawan kawan bersama suara aliran air sungai punya sensasi berbeda yang lebih geeer. dan pastinya terasa lebih nikmat dengan kebersamaan.
Air yang jatuh dari ketinggian kira kira dua puluh meter dalam kubangan yang melingkar disertai bebatuan menambah keindahan lokasi ini. Sejuknya air membuat beberapa pengunjung berani melakukan lompat indah di sekitar pinggiran air terjun. sesekali hembusan angin membawa percikan air ke arah traveler. Subhanallah. Maha besar Allah yang menciptakan segala keindahan ini (manusia dan alamnya)
Air Terjun pertama (pic. Badar depo) |
Menikmati air jatuh (pic. Imhe accounting) |
Buyar (pic. syukur) |
Suka pelihara ikan hias, Baru dapat sungai sudah kayak ikan. |
Nikmati dan Syukuri |
Crew Poultry Breeding Makassar (Japfa) - 17 April 2016
EmoticonEmoticon