Atmosfer Kampus

19:02
Kembali ke rutinitas. 

Hari ini atmosfer yang sama akan kembali kurasakan. Disaat hari kembali membuatku menjadi seorang pengembara di dunia kampus (sok mahasiswa ji). Iya berlagak menjadi seorang mahasiswa adalah hal yang sedikit tidak gampang. Selain cemoohan “penghabis uang”. Menjadi mahasiswa juga harus terlihat sok intelektual. Bukan suatu kutukan tapi menuntut ilmu adalah usaha yang beriringan dengan ibadah. Mulia sekali. 

Tampil sangar, dengan wajah yang dibalut dengan emosi dan mahal senyum kepada mahasiswa baru sepertinya menjadi hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir. Seolah dengan rambut yang “gondrong” akan membuktikan bahwa dirinya tidak pernah cukur selama tiga tahun terakhir. Rambut sebahu kata ustad Hannan Attaki adalah sunnah nabi. Setidaknya si gondrong (yang tidak acak acakan) berusaha mengikuti sunnah, meskipun hanya lewat rambut. 

Sebenarnya, tidak usah sesangar itu. Tampillah ramah, murahlah senyum. Sesungguhnya sedekah yang bisa dilakukan oleh orang miskin seperti kita, salah satunya adalah senyum. Bukan begitu?. 

Sepertinya kata kata “Hubungi dulu dosen ehh..” Akan kembali terdengar, ketika mahluk kesepian nan kebosanan sudah tidak kuat lagi menunggu. Benar, menunggu adalah pekerjan yang membosankan tapi bukankah menunggu jodoh sambil memperbaiki diri adalah pekerjaan yang cukup mulia juga?. Ehh Baper.  

Tuntutan judul skripsi akan segera menanti seiring dengan tuntutan pertanyaan kapan nikah yang menjelang bulan muharram ini sangat gencar dikalangan seangkatan. Benar benar cobaan yang bisa teratasi dengan berusaha tampil sibuk dan mengabaikan pertanyaan itu. Meskipun serangan pertanyaan itu tak henti hentinya menghujam diseluruh penjuru aktivitas. Cobalah berusaha tabah.
Menjadi mahluk tertua dikampus, setelah dosen dan bangunan bangunan angkernya. Mungkin bisa membuatmu sedikit dewasa. Setidaknya dewasa dalam bertindak tidak semena mena kepada orang yang bertindak semena mena kepada kita. Sipakatau (memanusiakan manusia), salah satu slogan Bugis Makassar yang bisa dipakai untuk menghargai orang lain. 

Harapannya semoga dapat pembimbing yang baik. Karena sejatinya yang tua akan dihargai jika yang muda disayangi. Mari kita saling menyayangi. ... Apakah  -_-

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

3 komentar

Write komentar
27 June 2018 at 07:48 delete

jangan bolos bolos om

Reply
avatar
yumiko
AUTHOR
1 July 2019 at 00:57 delete This comment has been removed by a blog administrator.
avatar

Like this ya