1) Pintu langit katanya |
Hari itu Sabtu 02/09/2017, komplotan anak muda yang hendak mengikuti
trend kekinian tempat wisata mencoba meracik rencana. “Mau kemana hari ini ?”. Sepertinya pertanyaan itu yang pertama terusik dihati
kala ayam dikandangnya sudah mulai
berkokok.
Tempat wisata yang menarik dan indah didukung oleh
tersebarnya gambar gambar di akun media sosial, menjadi hal yang banyak
digandrungi anak muda saat ini. Lokasi
yang belum pernah dijamah sebelumnya adalah tujuan langkah kaki yang belum
menemui kepastian. Bukan kepastian mengenai jodoh, tapi kepastian tentang jalan
seperti apa yang mestinya ditapaki. Jiahhh....
Akan menjadi salah satu tempat wisata andalan kabupaten Maros. Bukit kanari namanya, biasa kami ucapkan dengan bukit kenari
karena kata itu lebih familiar, Cuma beda “a dan e”. Sebuah tempat wisata yang terletak di Dusun
Malaka desa Cenrana baru Kecamatan
Cenrana Kabupaten Maros. Jalur masuknya sama dengan jalur Air terjun lacolla, hanya
saja di beberapa kilometer terakhir sebelum mencapai Air terjun Lacolla, ada
tikungan ke arah kiri yang menanjak (ditandai dengan papan petunjuk). Kondisi
jalan saat kami kesana masih dalam tahap perbaikan. Jadi apabila ada dua orang pengunjung
yang berpapasan salah satunya harus mengalah. Kami memanfaatkan jalan lebih
mulus yang ada ditepi, karena dibagian tengah jalan masih dipenuhi batu putih
yang apabila melintas diatasnya memberi guncangan yang berbeda dari naik odong
odong. Mungkin saat ini kondisi jalannya
sudah lebih baik. Amin!.
Meet point kali ini di Pertamina Jawi Jawi, menunggu mereka
yang satu persatu sudah memenuhi tangki motornya dengan bahan bakar yang saat
ini sudah mulai dikurangi kapasitas pemakaiannya dimasyarakat oleh pemerintah. setelah
semua Ready go!! perjalanan baru kami mulai ba’dda duhur. Sembari memenuhi
kewajiban, di Desa Samanggi yang dikenal dengan jagungnya yang melimpah.
Cuaca cukup cerah di
awal September ini. Membawa para anak muda dan beberapa anak dara melintasi
kawasan yang biasa disebut tikungan delapan. Sebuah jalan di poros Maros Bone
yang cukup menantang kalau hanya ingin dijadikan arena latihan menyaingi
pembalap Valentino Rossi.
Sejuk daerah ketinggian mulai terasa ketika sudah masuk di
kampung Pangia. Roda motor terus berputar hingga membawa kami sampai ke puncak
bukit kanari. Di pintu gerbang, ada pengelola yang terlihat masih seusia SMA
bertugas untuk membuka dan menutup palang bambu yang dibuat sederhana. Biaya
karcis untuk ke bukit kanari ini ditetapkan lima ribu rupiah, sebagai balas
jasa bagi mereka yang berusaha mengelolah keindahan alam ciptaan Allah swt.
Bagi pengunjung yang tidak membawa air atau cemilan, tenang
saja, karena tepat di depan tempat parkir, ada pedangang kaki lima (padahal
hanya punya dua kaki) yang mungkin bermukim tidak jauh dari tempat ini.
Di lokasi pertama ada empat tempat yang bisa dijadikan area
untuk berfoto atau berselfie ria; 1)
pintu 2) sayap 3) balai yang memiliki bendera dan 4) love. Silahkan mencicipi
keempatnya , kalau kuat. Kalau berusaha hemat foto silahkan pilih saja salah
satunya. Bukan hanya itu, apabila ketempat yang lebih tinggi anda akan
menemukan spot yang lain. sayang, hari kami tidak begitu panjang, jadi kami
putuskan untuk dilokasi yang pertama ini saja. Next time, insha Allah.
Tempat wisata baru. Salah satu daya tariknya adalah adanya
foto keren yang berusaha dikeren kerenkan agar bisa mendapat peringkat di media
sosial sebagai penjelajah awal. Bukan penjelajah dunia fantasi. Resikonya kalau pas hari libur, kadang harus
mengantri. Ini hanya urusan dunia. Jadi, tidak ada salahnya mendahulukan orang
lain. kecuali urusan akhirat, jangan mau kalah. Karena kita dianjurkan berfastabiqul khairat “Berlomba lomba
dalam kebaikan”.
Sejatinya berada di ketinggian membuat kita bisa melihat hal
hal yang lebih dibawah. Dan itu tampilannya lebih kecil. Ibarat sebuah foto
yang berbingkai, dari bukit kanari ini kita bisa melihat bingkai kota camba
yang begitu hijau dan asri. Keramahan penduduk, esensi budaya dan
keanekaragaman flora yang masih bisa hidup dengan nyaman. Mayoritas penduduknya
yang masih mengandalkan tanah sebagai pusat mata pencaharian menjadikan tanaman
menjadi komoditas utama bagi perekonomian keluarga. Hasil pangan, sayuran serta
buah buahan berasal dari kota Camba ini
banyak dijual dikota, bersaing dengan hasil dari Malino.
Bukit kanari sedikit terbuka menerima panas matahari dibanding
puncak Makkaroewa, jadi disarangkan pakai kacamata, topi dan bahan pelindung
panas lainnya (boleh pinjam baju pelindung
panas dari pemadam kebakaran) yang menambah kenyamanan anda berpetualang
di tempat terbuka. Tapi jika itu mustahil dilakukan, berpenampilan santai, oke
juga!. Karena sepertinya akan sangat indah menyaksikan sunset dibalik gunung
dari puncak bukit kanari ini. Sayang jika dilewatkan.
Air terjun Lacolla saat kemarau |
Oiya, setelah menjelajah bukit kenari ini, kami sempatkan ke
air terjun lacolla. Pernah saya kunjungi sebelumnya di 2015, penasaran ingin melihat
seperti apa wajahnya saat ini. Alhasil,
dari hasil kunjungan, ada perasaan lega,
karena kondisi jalan yang sudah mumpuni dibanding dua tahun lalu. Dan trek ke
air terjun yang dulunya lumayan terjal dan licin saat ini sangat aman dengan
anak tangga yang saya lupa
menghitungnya sampai ke tepi sungai. Saat kemarau seperti ini debit air sangat sedikit jadi, tidak beda dengan musim hujan.