Ke Air Terjun Wae Sai’ Kabupaten Barru.
05 Februari 2017, Pukul 08.00 berangkat dari rumah Nawir
menuju meet point, Pangkep Jappa – Jappa yang
ada di seberang sungai tugu khas Pangkep yang dijuluki “Bambu Runcing”. Sebuah
tugu dengan gambar bambu yang diruncingkan menggambarkan kepahlawanan di Pangkep.
Sejak pukul 08.15 saat sampai disini, hingga pukul 10.00
Wita, orang orang yang join dalam trip yang diadakan komunitas Pangkep Jappa
Jappa baru terkumpul. Tujuan tripnya adalah air terjun Tondong Tallasa yang ada
di perbatasan Pangkep Bone. Air terjun tersebut masuk dalam kawasan Kabupaten
Bone. Dari gambar yang ditampilkan dan video pendek dari crew PJJ yang pernah
cek lokasi sebelumnya, disana terlihat keren dan sangat menarik. Maka dari itu,
Nawir merasa tertarik untuk join dalam trip yang diadakan komunitas traveling
di daerahnya. Nawir mengajak empat orang temannya, termasuk saya. Dan kami
menunggu bersama selama kurang lebih dua jam. -_-
Sejak perjalanan yang dimulai pada pukul 10.00, untuk tiba
dilokasi diperkirakan satu jam seperdua sampai dua jam perjalanan. Alhasil,
pada saat itu, kami singgah di warung pinggir jalan untuk membeli minum.
Sekedar untuk melepas dahaga. Rombongan yang berangkat lebih awal dengan sigap
melajukan motornya kearah timur Kabupaten Pangkep. Ditinggal beberapa menit
dari rombongan pertama, kami berusaha mengejar ketertinggalan. Dengan bekal
dahaga yang telah dibasuh air berwarna, Nawir tak kalah sigapnya melajukan
motornya. Putaran demi putaran, lingkaran demi lingkaran, dan pacu yang dibuat
dari tali gas membuat matic biru kesayangnnya melaju dengan pesat. Hingga
akhirnya ........
Kami tetap tertinggal. Entah karena mereka yang melajukan
motor dengan kencang atau karena kami yang terlalu lama. Tapi tenang, hal itu
tak menjadi masalah buat Nawir, dia masih sibuk dengan tali gasnya, mengitari
belokan demi belokan, dan akhirnya belok kiri ke arah Barru hanya menggunakan feeling (hebat sekali). Rombongan
pertama tadi menuju ke arah yang sama sekali tidak kami ketahui. Sayang sekali
tak ada sinyal waktu itu, jadi kami tak bisa menghubungi salah seorang diantara
mereka.
Sebenarnya masih ada satu rombongan lagi yang menyusul, tapi
jika harus menunggu mereka yang dibelakang, yang dikejar didepan kita akan
semakin jauh meninggalkan. (owalah baper).
Air Terjun Wae Sai Barru |
“Dimana meki ini, saya
jemputki diluar, kususul nah”.
Jawaban Nawir : “
Sudahlah teman mundurma, tidak bisa ma lanjutkan lagi, terlalu baikka untuk
menuju kehatinya ianu”.
“Woi Nawir, sadarko, kesasarki inie”(diiringi
lagu galau “siapalah aku ini, untuk meminta
buih yang me .... xxxxxx).
Yah, akhirnya sudah benar benar kesasar jauh, dan sekarang
kita sudah di kabupaten Barru. Tidak apalah, perjalanan kembali dihidupkan,
tanpa berbalik ke arah yang begitu terjal tadi, sebenarnya hal yang membuat Nawir
malas putar balik, karena kondisi jalan yang berbatu tajam dan menukik keras
itu.
Ba’dda Duhur kami sudah berada di Kabupaten Barru, Kecamatan
Tanete Riaja. Wah sepertinya ada satu air terjun yang bisa jadi guling disaat
merindu seperti saat ini. dari kunjungan sebelumnya ke Celebes Canyon dan pohon
jomblo di Kabupaten Barru, Ada papan
petunjuk yang menginformasikan arah ke air terjun wae sai ±7 km. Yah, kamimemilih alternatif itu. Bismillah,
di depan harus lebih baik.
Sekitar kurang lebih tujuh atau entah berapa kilometer,
jalan yang kami lalui dari poros Barru Soppeng dimulai dengan perjalanan
menanjak lagi. Melewati beberapa kampung dengan suguhan panorama indah ciptaan
yang maha kuasa. Dari kejauhan terlihat dua air terjun yang sangat megah
membawa air keluar dari celah pegunungan.
Akhirnya, kami harus memarkir kendaraan karena jalanan sudah
tidak memadai lagi untuk mengendarai motor. Kami harus melanjutkan perjalanan
dengan berjalan kaki sekitar kurang lebih 200 meter. Melewati sengkedan, rumput
gajah, dan pengairan langsung dari air terjun wae sai. Jembatan gantung yang
membelah diantara sungai itu, menjadi alternatif untuk mencari jalan baru sembari
menikmati kemegahan air terjun wae sai dari kejauhan. Setelah beberapa menit
berjalan, akhirnya gemuruh air terjun sudah bergitu dekat terasa. Masya allah,
indah bukan ?
Kami mengambil tempat strategis ditengah sungai di batu yang
besar. Ornamen ornamen batu yang begitu besar ini berjejer tak beraturan dengan
bentuk bulat yang tidak sepenuhnya bulat, ada lonjong, gepeng dsb, yang pasti
ini hanyalah batu jadi bayangkan saja batu.
Air terjun yang sesekali menghembuskan air dari angin yang
berasal dari celah pepohonan di pegunungan membuat suasana yang sedari tadi
gerah menjadi adem semadem. Dibekali coklat dan air mineral (merk disensor) cukup melegakan hal yang mengecewakan tadi.
Membayangkan proses perjalanan hari ini. begitu indah
balasan yang diberikan dari proses perjuangan. Perjuangan yang pastinya akan
membuahkan hasil, karena kami kembalikan
dan sandarkan kembali jiwa dan raga kami kepada sang maha pemilik
keindahan. Air Terjun ini cukup menjadi
saksi perjuangan kami hari ini.
Quotes : Restu dari orang orang kesayangan adalah yang utama bila melakukan perjalanan. Jika tidak, bisa saja terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
1 komentar:
Write komentarPngen lg kesn..tp apakh waesai msh sprti dl pesona x?
ReplyEmoticonEmoticon