Masih dalam suasana lebaran, dihari kedua tanggal 07 Juli 2016 Masehi (02 Syawal 1437 Hijriah). Merealisasikan rencana yang kemarin sempat kami susun. Berdasarkan dari pengalaman dan rekomendasi beberapa teman, akhirnya Malino menjadi salah satu tujuan yang menarik untuk dijadikan wahana liburan yang cukup panjang ini. Berangkat pukul 08.00 dari kampung, bersama enam anggota yang pastinya sudah mempersiapkan bekal; makanan, bensin, mental serta doa orang tua kami melajukan sepeda motor dengan santai. Sengaja kami berangkat sepagi ini agar tidak terlalu tersengat panasnya matahari yang cukup cerah pagi ini.
Singgah di Carangki untuk mengajak wahyu dan Akbar, sembari meminjam alat untuk mengabadikan moment, perjalanan dilanjutkan pukul 09.30 dari Carangki, melalui Sipur lanjut ke Gowa. Ya, cukup lengan lalu lintas kendaraan di jalur ini, itulah alasan mengapa kami memilih melalui jalan ini. selain menghemat waktu, bensin dan jarak tempuh jika harus lewat Makassar, kondisi jalan pun cukup mulus dengan beton dan sesekali aspal. Walaupun sempat berpikiran salah jalur, tapi itu semua dapat teratasi dengan bertanya ke warga sekitar. Bagaimana tidak, setahun yang lalu, jalan belum semulus ini, masih dengan kondisi yang belum terlalu memadai. Tapi alhamdulillah langkah pemerintah setempat terlihat di bagian ini.
Setelah menempuh waktu sekitar kurang lebih 2 jam dari Maros, akhirnya aroma kota bunga mulai terasa, dingin yang menusuk sampai ketulang menandakan bahwa cuaca sudah tidak bersahabat lagi dengan kondisi yang dibawah dari kampung sendiri. Padahal, terik matahari sangat cerah. Menelusuri tepian sungai yang entah berawal dari mana, kami terus menlajukan motor mengikuti penanda jalan (Km ke malino).
Hutan Pinus
Kami memutuskan untuk langsung ke kebun pinus, untuk menikmati rindangnya pohon pinus yang tidak ada di kampung kami. suasana gunung sangat terasa. Pantas tempat ini dikunjungi banyak turis dan orang orang chinese yang memang suka dingin. Tepat di lokasi ini, ada banyak kegiatan ekonomi yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Mulai dari berdagang, baik makanan ringan ataupun cemilan dan bahkan rumah makan, pemanfaatan area parkir, menunggangi kuda, yang kudanya milik dari warga lokal, dan area outbond bersama keluarganya. Juga terdapat beberapa arena permainan standar. Menghabiskan beberapa jam ditempat ini, sambil berbagi cerita dan hal lucu merupakan seingan untuk sebuah perjalanan. Yang pasti setiap tempat tidak akan seru jika tidak diabadikan.
Air Terjun Takapala.
Takapala |
Tak jauh dari lokasi pengisian bensin, (baca;pertamina) yang sepertinya satu satunya di Malino. Arahkan motor anda ke kanan. Setelah terdapat sebuah papan nama besar berwarna biru dan sablon putih bertuliskan (TAKAPALA kurang lebih 4 km) kami pun memasuki tempat itu setelah melaksanakan sholat duhur. Alhasil ada bebrapa air terjun yang harus terlewati, seperti air terjun ketemu jodoh, dll. Pasti ada yang menanyakan biaya / karcis masuk ke air terjun takapala ini?, Harganya sangat bersahabat, hanya Rp. 3000 per orang. Tak sebanding dengan pemandangan menarik yang diberikan oleh sang maha kuasa.
Saatnya menyentuh bekal, perut yang sudah mulai keroncongan membuat kami tak segan mengeluarkan burasa' dari tasnya Akbar. Setelah makan dengan suguhan anak kostan. Model perumahan yang dilewati untuk menuju ar terjun ini mirip di Brasil, rumah yang bertingkat tingkat karena dibangun diatas tanah yang tidak rata. tapi itulah yang menjadi ciri khas dari tempat ini. Air jatuh yang cukup tinggi, membuat bebatuan yang menopangnya terlihat artistik. Tentunya tak lupa mengeluarkan segala peralatan penunjang untuk mengambil gambar. Ada beberapa lokasi mengambil gambar di tempat ini. salah satunya di bagian atas, yang membuat kami sejajar dengan bagian tengah air terjun. Di bagian lain yang diberi pembatas besi agar pengunjung bisa merasa aman pada saat berfoto. dan bagian akhir di kawah air terjun. Banyak pengunjung yang memanfaatkan untuk mandi sembari menikmati dinginnya air alami dari pegunungan ini. Airnya cukup jernih, mengalir di sepanjang sungai yang dipenuhi dengan bebatuan. Kami berada di beberapa meter dari lokasi jatuhnya air, tapi hembusan air pun terasa sampai ketempat kami. Entah berapa volume jatuhnya air ini.
Semakin sore, pengunjung yang datang semakin banyak. Meskipun cuaca yang sudah menampakan wajah mendung, mereka tetap berusaha menghabiskan waktu libur di air terjun Takapala Malino ini.
Ingat nih |
Hutan Pinus |
Taman di hutan pinus |
2 komentar
Write komentarTerimakasih atas informasinya sangat menarik sekali
ReplyIya gan. Terimakasih kunjungannya.
ReplyEmoticonEmoticon