Saat itu jam menunjukkan pukul 08.00. "waduh sudah over jam kerja tiga jam nih. claim lembur gak yah? claim aja deh lumayan kan buat nambah pembeli beng - beng. :D.
Ruanganku terletak dibagian belakang dan terpisah dari kantor utama. Jadi untuk melakukan ceklok harus berjalan sekitar 20 meter. Disaat saya memasuki lantai pertama suasana ruangan terasa hangat. Karena kotak ceklok berada disamping meja reseptionis maka saya harus melewati meja tenis yang bertengger pas didepan pintu masuk yang terbuat dari kaca.
Malam ini, tak nampak perawakan pak Hari yang sering bermain tenis sehabis kerja ditemani beberapa kawan dari divisi lain. biasanya mereka selalu berkumpul ditempat ini. Meja yang kosong tak ada suara pukulan bola. hanya suara decakan benda tumpul dari dalam ruangan yang berada disebelah kanan samping toilet. untuk sampai diruangan itu harus melewati lorong yang sudah dalam kadaan remang karena lampunya sudah diredupkan. Ingin menengok keruangan itu tapi saya takut nanti ada yang aneh aneh.
Karena PO yang masih berada ditangan saya, mengharuskan saya menaiki tangga menuju lantai tiga. Ya tepat diujung tangga kedua suasana lebih gelap lagi. tak ada suara dan lebih gelap dari rangan HRD yang ada dilantai satu. "Assalamu alaikum wr. wb" Dengan mata yang dimekarkan berusaha menjaga pandangan dari hal yang aneh. Tiba tiba terdengar suara tertawa dari lantai bawah. waduh
"Yee yang diatas orang penakut. ngucapin salam karena takut kan? "Ejekan Kahar menggema riuangan ini.
"Ih tidak, cuma menghormati penghuni ruangan ini saja kok". bantah saya.
Setelah terdengar suara cekikikan dari kahar dan pak Rustan, sedikit berlari lari kecil ke lantai tiga dengan harapan masih ada orang. Ternyata Alhamdulillah, suasananya masih agak terang dari lantai sebelumnya. Segera kusodorkan kertas hasil kerja ke bagian accounting untuk dicek dan di acc.
"Pak yuyung, nggak takut sendirian disini?" Tanyaku penasaran.
"Tidak lah!. ngapain takut kan masih ada ibu Merlin juga.
"owh iya, okelah. hati hati aja ya pak soalnya ruangan ini itu katanya. .... "
"Husss. kode bu Merlin berharap agar saya tidak melanjutkan.
Maklum karena mereka berdua adalah orang yang belum terlalu lama diruangan ini, ada baiknya saya ingatkan. ternyata sudah ada orang yang lebih sering memperingatkan mereka.
Setelah melangkan sekitar lima langkah dari pintu ruangan accounting, tiba - tiba listrik padam.
suasana Senyap. Saya tetap melaju dengan memanfaatkan penerangan dari handphone saya.
"Trilulit.. Trilulitt..., " suara telephone kantor bunyi. Loh listirknya kan padam?. Bisik Merlin kepada Yuyung. Mereka hanya tinggal diam bersama menunggu keajaiban datang.
tiba tiba di tempat lain suara telephone juga berbunyi. Keduanya gemetar kecil. dan saya pun sudah berada dilantai dasar. Suara hentakan kaki yang tidak teratur dari lantai atas menggema diruangan ini. waduh ternyata mereka berdua melakukan sprint dari lantai tiga ke lantai dasar. hahahaha... "sudah saya bilang kan dari tadi".
Kami bertiga sekarang berada di depan meja tenis. tiba tiba suara dari dalam ruang HRD tadi kembali berbunyi, sekarang bunyinya sudah beda. bukan suara tubrukan benda tumpul lagi tapi suara tangisan. ngeri banget. dan ada biasan cahaya putih dari ruangan itu.
Kami langsung berlari mencari pintu keluar, tapi sayang tak ada yang menemukannya, malah kondisi ruangan yang gelap memaksa kami menuju lorong ketoilet yang gelap tadi.
sudah pasti suara tangis itu semakin mendekat dan kami pun saling bertabrakan, disudut ruangan sempit ini. 'Suara apa itu Mer, kok seperti suara bayi mengangis. jangan jangan...."
Hus,, sepertinya itu adalah cahaya handphone. Setelah memberanikan diri mengintip kedalam ruangan. Ternyata betul itu adalah nada dering handphone bu Ceceh yag ketinggalan. dan suara tangisan itu adalah suara tangisan anaknya.
Wadduhh, nyesel nih sudah mengerahkan tenaga buat ekspresi takut, ala ala horor.
kwkwkwkwkw
EmoticonEmoticon