Cerpen - Berniat Cukur Malah dapat Adik Tukang Cukur!

22:02




Berniat Cukur, Malah dapat Adik Tukang Cukur!

            Pada suatu hari disuatu sekolah, Agus yang dikenal dengan kepiawaiannya memainkan gunting didatangi oleh Ipul didalam kelas. Ibu Risma yang sedang duduk di meja guru kelas X TKJ hendak membereskan laptop dan perlengkapan mengajarnya. tiba – tiba dari depan pintu yang setengah terbuka ada seseorang yang dari kelas sebelah nyelonong masuk dikelas dan menghampiri si Agus  “Gus cukur dulu donk” rambutku sudah
nggak mengikuti trend 2013 ni”.

Letak meja guru yang berada di sudut kelas ini membuat Ipul langsung masuk tanpa melihat apakah masih ada guru atau tidak. Apalagi Ipul yang sudah dikenal luwes bergaul dan sering masuk dikelas mana saja karena punya teman di setiap kelas disekolah ini.
“Kalau masalah cukur tenang saja teman, masalahnya sekarang bukan saat yang tepat, sebentar kalau ibu Risma sudah keluar (Sambil Melirik ke arah meja guru yang ada didepan kelas” Tegur Agus.
Ipul mengikuti penglihatan Agus kearah samping papan tulis di depan kelas dengan muka yang mulai memerah. Seakan menahan pipis yang sudah diujung tanduk Ipul hanya menampakan muka cengar cengir melihat tatapan tajam ibu Risma dan seluruh penghuni kelas ini.

“Ipul kesini kamu!”
 ”iya bu’ ada apa?”.
“Ada apa ada apa, kamu itu ibu belum keluar kamu sudah nyelonong masuk ke kelas ibu!.
“Maaf bu’ tapi saya sudah tidak sabar bu’ ingin mengganti model rambut saya. Masa’ teman  teman sekelas saya bergaya dengan rambut mereka yang mengikuti trend 2013, saya masih ketinggalan dengan model rambut yang seperti Roma Irama J”.
“Ia tapi kan ada waktunya. Sebentar kalau pulang sekolah”
 “aduh lama sekali bu’ mending saya kesini bu’ dicukur sama Agus, mumpung juga gratis kan bu’. Dari pada nanti juga dicukur gratis sama guru BP “.  (Dengan nada membela diri)
“Tapi kamu tidak sopan sekali masa’ ibu masih di dalam kamu sudah masuk dan minta dicukur”
“ta tapi bu’....
 “aalah udah kamu ikut ibu ke ruang BP saja”.
 Melihat si Ipul yang menuju ruang BP bersama Ibu Risma, Agus pun menjadi was - was karena takut untuk dipanggil juga.
“dari pada sebentar saya ikut dipanggil mending lari dari sekarang saja”. Agus pun mengikuti kata hatinya dan bolos dari sekolah karena takut berurusan sama guru BP. Tak lama kemudian Ipul pun keluar dari ruang BP dan segera menuju ke kelas Agus. Setelah di depan pintu kelas Agus, Ipul bertanya kepada evi, teman sebangku Agus. “Evi’ Agusnya mana?” Evi menjawab. “dia sudah kabur dari tadii, dia pikir juga akan dipanggil sama guru BP karena ulahmu tadi yang membuat ibu Risma tahu kalau Agus sering cukur dikelas ini”.
Untung saja ibu Risma baik dan tidak mengatakan bahwa Agus sering cukur dikelas. Mengetahui tingkah Agus yang bolos sekolah tadi seperti itu Ipul pun menyesali perbuatannya menyelonong masuk kelas karena harus mengorbankan temannya bolos sekolah hari ini. Dan yang paling disesalkan dia tidak jadi cukur “panrok” hari ini. Sebenarnya sudah lama Ipul menunggu Agus yang selalu sibuk dengan tugas – tugasnya dan baru hari ini dia memaksakan diri memasuki kelasnya. Karena sudah tidak tahan setiap hari harus menerima ejekan cukur Roma Irama dari teman – temannya.
Ketakutan Agus berurusan dengan guru BP membuanya tidak datang kesekolah. Dan alternatif yang diambil oleh Ipul adalah mendatangi rumah Agus yang jaraknya agak jauh dari sekolah. Meskipun langit sudah hampir menumpahkan butiran air. Gemuruh awan hitam tebal dari arah utara yang terasa mengejar langkah Ipul, dia terus melajukan sepeda motor yang bermerek supra yang dimiliki bapaknya, Ipul pun melajukan sepeda tua itu dengan kencang menyelusuri jalan setapak yang sebagian berlubang dan tergenang air. Tiba – tiba “Brakkk,” motor yang tadinya berada diatas jalan setapak itu akhirnya pindah jalur dan terbalik dibawah limpungan lumpur disawah. “Aduhhh sakittt.” Jerit Ipul. Seorang gadis manis yang berjalan buru buru dari arah utara langsung berlari menuju tempat Ipul terjatuh. Ternyata disana telah terperanjat seorang pria dengan muka seram karena tenggelam di lumpur sawah yang baru saja habis digarap.
Haaa’ ada hantu.”
Hantu hantu! Aku ini bukan hantu aku Ipul temannya Agus. Aku baru saja terjatuh ke sawah ini.
 “owhhh” temannya kak Agus tho? Kirain hantu orang orangan sawah, kalau begitu mari saya bantu naik”.
 Ipul pun mengulurkan tangan kearah gadis manis yang merupakan adik Agus itu. Dengan baju kotor dan motor yang ikut terperanjat ka dalam sawah Ipul pun berjuang dengan semangat mengangkat motor yang dipinjamnya dari bapaknya itu karena ditemani oleh seorang gadis cantik. Setelah berada kembali diatas jalan Ipul sesegera mungkin membunyikan sepeda motornya yang juga kotor, karena takut akan terguyur hujan. Tapi gerimis tiba tiba turun. Ipul pun dengan segera melajukan motornya.
 “kamu tau tidak rumah Agus?”
“ Iyah saya tau”
 “bersediakah dinda mengantar saya kerumahnya?
” iyah kebetulan saya juga ingin kearah sana”.
Dengan ditemani oleh gadis cantik itu Ipul pun melajukan sepeda motornya dan menuju kearah rumah Agus. Seakan dikejar hujan yang sudah kelihatan dari ujung perkampungan sebelah Ipul pun sampai kerumah Agus meski dengan keadaan kotor. Gadis itu pun langsung masuk kerumah Agus
loh kok gadis tadi masuk kerumahmu gus? “
“ owh dia itu adik saya. Emang kenapa, naksir yah.?”
“Hemmm nggak kok Cuma saya belum berterima kasih aja karena dia baru saja menolong saya karena terjatuh di sawah sana.!”.
 owh, yaudah sebentar saja, mandi saja dulu sana di wc.”
“Ndak usah mending cukur aku dulu saja.”
“Owh iya yah. Sann, santi tolong ambilkan gunting di tas kakak.
“ Tunggu sebentar kakk.”  Dengan tangan yang hanya membawa sisir, santi pun keluar “tidak ada guntingnya kak Cuma ada sisir ini.
“Masya Allah, aku lupa tadi mengambilnya dilaci mejaku dikelas. Astaga. Saya minta maaf ’ Ipul, karna kukira tadi saya akan dipanggil juga keruang BP karena profesi saya sebagai tukan gcukur disekolah...”
Dengan muka mengeluh Ipul pun langsung masuk kamar mandi “iyah nggak apa apa kok biar besok aja cukurnya dilanjutkan :P”. Dengan memakai baju yang dipinjamkan Agus Ipul tak langsung pulang melainkan tinggal minum teh bersama Agus ditengah guyuran air hujan yang seakan menutup jalanan.
Adik kamu cantik juga di’.” Bolehkah bolekah!!.?”
“Boleh apaan pul?”
“Dipacari lah.”
“Enak aja main pacar pacaran langsung. Ambil hati kakaknya dulu dong.” Hahaha”
“Iya kah. Tunggu” saja. :P.”
 Canda tawa yang menyelingi perbincangan mereka hujan pun redah dan Ipul pun yang dengan masih merasakan sakit akibat terjatuh saat melajukan motor yang kencang akhirnya beranjak. “itu mankanya jangan kencang kencang bawa motor biar batu kerikil aja dilabrak kan brabe akibatnya. Hhahaha.” ejek Agus. “iyah tidakmi itu lagi :D”.
Hari berikutnya sesampainya disekolah jam pertama dikelas Ipul adalah pelajaran kimia dimana gurunya adalah guru yang galak yang disegani para siswa dan guru yang lain. Sampai jam istrahat guru tersebut tak kujung keluar, sembari tak ada siswa yang berani menegur bahwa jamnya sudah lewat. Karena muka yang ganas yang selalu terpancar dari jilbab hijau tua itu seakan menyabik jantung para siswa yang cari masalah dengannya. Maklum dengan usianya yang sudah beranjak tua itu sudah membuatnya lupa dengan jam pelajarannya. Ipul dengan muka gelisah sambil mengosok gosokan bokongnya ke kursi tempat duduknya terus bergumam dalam hati.

aish, kayaknya nggak bisa keluar lagi nih cukur sama Agus, guru tua ini kelamaan sih ngajarnya,”.Untungnya ada bapak kepsek yang lewat dan memanggilnya keluar. Segera Ipul beranjak dari tempat duduknya dan berlari menuju kantin yang biasa ditempati Agus nongkrong bersama teman – temannya. Tak lama sesampainya Ipul di kantin jam masuk pun berbunyi, waktu istrahat yang hanya ± 15 menit itu tidak membuat puas para siswa disekolah.
Akhirnya dengan terburu buru menghabiskan makanan yang ada dihadapanya Agus pun berkata pada Ipul “sebentar aja lagi, nanti kalau kita udah pulang, baru dah saya cukur kau dengan model yang kau inginkan”

”iya teman, tapi janji yah”. Meskipun dengan berat hati Ipul mengatakaanya. Masuk dikelas seperti yang tidak diharapkan Ipul dan teman – temannya yang masuk adalah bapak kepala sekolah dengan kumis tebal dan tajam yang membuatnya lebih disegani daripada guru kimia tadi. Ternyata  kepala sekolah masuk hanya untuk memberikan arahan pada siswa tentang tata tertib yang kurang diperhatikan para siswa. Dan juga menyinggung dilarang cukur disekolah.

“aduh bagaimana ini masa’ harus ke kerumahnya Agus lagi yang jaraknya tidak dekat itu, ehh tapi tidak apa apa juga yah palingan ketemuan sama adeknya” . setelah pulang sekolah Ipul pun kembali menuju rumah Agus dengan sepeda motor supranya. Dengan dua harapan yang muncul dalam hati Ipul pun sampai kerumah Agus
“tokk tokk, Aguss”. Seperti yang diharapkan seorang gadis dengan celana pendek dan baju kaos pink yang muncul dari balik pintu kayu itu.

“ehh, kak Ipul, silahkan masuk kak. Silahkan duduk kak, tunggu sebetar ya kupanggilki dulu Agus.”. Dengan membawa gunting dan sisir Agus pun berjalan menuju ruang tamu tempat Agus melepas lelah selama perjalanan menuju kerumahnya, dibelakangnya ikut santi dengan secerek sirup orange bercampur es. Tak lama kemudian setelah menghabiskan setengah gelas sirup yang dituangkan santi Ipul pun memaksa Agus agar segera meluncurkan gunting dirambutnya karena takut nanti tidak jadi lagi.

            “sudah cukur saya cepat ntar kelamaan ndak jadi lagi ”. cakkcakkk”. Akhirnya cukur yang didambakan Ipul dengan model yang ngetrend sekarang ini pun telah selesai. Namun setelah melihat cermin dan memperhatikan dengan cermat,
ihh, kayak beda gus sama punya teman-temanku’”.
Uah tidak beda itu teman, memang begitu model kepalamu jadi harus  juga begitu cukurnya ’”.
“ owwh iyau kha? Ya sudah Biar,  yang penting sudah keliatan keren dan macoo. Tapi kubutuh penilaian gadis manis yang ada dirumah ini”
“Santi kau bilang?”
“ialah syapa lagi”  Tanpa dipanggil pun santi segera menuju keluar, karena diam diam dia sendang memperhatikan Ipul dari dalam kaca kamarnya. “ganteng juga yah  temannya kakak”. Setelah sampai di depan rumah ia pun langsung menanggapi cukur Ipul padahal Ipul belum menanyakan pendapat santi.
bAgus kok ka’, biar bagaimana model cukur kakak, kakak ganteng juga”. mendengar penjelasan santi tersebut pipi Ipul pun jadi memerah semerah jambu air yang ada di samping rumah Agus. “sudah sana bersihkan dulu itu cukurmu baru boleh  cerita sama adek saya.”
 “okelah tenang saja teman”.  sehabis membersihkan cukurnya Ipul pun segera menuju kedalam ruang tamu, karena disana telah ada santi yang menunggu,
silahkan duduk kak, sini saya tambahkan lagi sirupnya yah”. Tanpa banyak bicara karena malu Ipul pun segera duduk, begitulah aksi Ipul ketika berhadapan dengan lawan jenisnya :D. Setelah berbincang bincang lama, melihat jam sudah menunjukan pukul 16.30 Ipul pun ingin pamit kepada Agus dan santi, “Agus saya pulang dulu yah, jangan lupa jaga si santi itu karena sudahmi itu kuikat. Heheh.
            Dengan muka yang bingung tapi pasti J. “tenang aja kawan, memangnya pake tali apa kau ngikat adek saya’ hahaha”. “tali cinta yang saya pake. Kwkwkw”.
“bruum bruum, Setelah beranjak pergi, Agus pun langsung bertanya kepada santi, “kamu udah ditembak sama Ipul?, tanpa menjawab melainnkan dengan muka cengar cengir santi pun mengangguk, “dia itu orangnya seru yah kak’”.”tapi kan kamu baru kenal dengannya dalam dua hari ini”. “itulah cinta kak, tak butuh waktu lama untuk saling mengerti nanti ada yang ngambil duluan. :D. “waduuh parahhh nih adik saya setelah kena bibit bibit cintanya dari Ipul. Ipul pun dengan hati berbunga bunga sampai kerumahnya dan selalu menampakan wajah gembira, dan mengundang pertanyaan buat sang ayah
 “ Kenapa kamu pul, kelihatannya senang amat,
” Biasa yah,,, habisnya cukur baru nih.
“ Wah serius nih Cuma karna cukur baru ?? *sambil memiringkan kumisnya.
“ Heheh Biasa yaah, kayak nggak pernah muda saja.”.
Akhirnya Ipul, setiap sore selalu berkunjung kerumah Agus, meskipun jarak rumah mereka berjauhan. Tapi dengan semangat cinta yang sangat tinggi, tak ada halangan dan bukan jarak yang dapat memisahkan kita J.

Created by syukur,
“saya angkat dari kisah LDR (Long Distance Relationship) 



Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Like this ya