Jarang Shalat Ashar dikantor !!!

07:35
Mengerjakan sholat ashar adalah mungkin yang terberat bagi saya, meskipun sebagian besar banyak orang yang mengatakan bahwa sholat subuh merupakan tantangan yang paling berat, berbeda dengan saya, waktu subuh mungkin bisa teratasi dengan baik, tapi masyaAllah waktu ashar sangat kuat pengaruhnya untuk tidak melaksanakan.

Dimana sholat pada waktu ini bertolak belakang dengan pekerjaan yang dilakukan, karena pada waktu ashar adalah waktu tersibuk dalam jam kerja saya.



Meskipun sholat pada injury time "ujung ujung waktu sholat" marak terjadi dikalangan teman teman kantor karena berbagai alasan, yang sebagian besar untuk efisien waktu *Astagfirullah sholat sampai diefisienkan* ini merupakan kebiasaan buruk yang harus segera ditiadakan.


Walaupun jam kerja hanya sampai jam 17.00 tapi waktu satu jam setengah setelah jam tersebut menjadi loyalitas utama selama lima hari kerja ini. dan menjadikan sholat ashar tidak sempat, dimana lagi ocehan dari atasan selalu dihindari sehingga mengorbankan waktu ashar saya.


mencoba menanyakan kepada yang lebih berpengalaman tapi hanya jawaban singkat saja yang diperoleh, lebih penting mana, Allah atau pekerjaan? pastilah saya menjawab Allah. Toh apabila Allah lebih penting apakah ocehan dari bos masih bisa mengalahkan imanmu yang telah jauh jauh hari engkau rangkai?
Sebagai perbandingan bisa baca sedikit artikel dibawah ini..


Keutamaan Shalat AsharAllah Ta’ala berfirman:
حَافِظُواْ عَلَى الصَّلَوَاتِ والصَّلاَةِ الْوُسْطَى وَقُومُواْ لِلّهِ قَانِتِينَ“Peliharalah semua shalat, dan (peliharalah) shalat wustha (ashar). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS. Al-Baqarah: 238)
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ“Para malaikat malam dan malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat subuh dan ashar. Kemudian malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta’ala bertanya kepada mereka -dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya)-, “Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu?” Para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 555 dan Muslim no. 632)
Dari Jarir bin ‘Abdillah -radhiallahu anhu- dia berkata:
كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةً يَعْنِي الْبَدْرَ. فَقَالَ: إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ. فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا. ثُمَّ قَرَأَ: {وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ}“Pada suatu malam kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau melihat ke arah bulan purnama. Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terkalahkan dalam melaksanakan shalat sebelum terbit matahari (subuh) dan sebelum terbenamnya (ashar), maka lakukanlah.” Beliau kemudian membaca ayat, “Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (QS. Qaf: 39) (HR. Al-Bukhari no. 554 dan Muslim no. 633)


Abu Musa  berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ“Barangsiapa yang mengerjakan shalat pada dua waktu dingin (subuh dan ashar), maka dia akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)
Buraidah  berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar maka sungguh amalannya telah terhapus.” (HR. Al-Bukhari no. 553)
Penjelasan ringkas:Shalat ashar adalah shalat wustha (pertengahan) yang Allah tekankan untuk dijaga, dimana Nabi Sallalahu alaihi wasallam- telah menjadikannya bersama shalat subuh sebagai sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Sebaliknya, beliau memperingatkan bahwa meninggalkan shalat ashar merupakan sebab terhapusnya amalan seorang hamba, sebagaimana dalam hadits Buraidah di atas. Dan Imam Ahmad -rahimahullah- berpendapat agar hadits-hadits ancaman semacam ini tidak perlu ditafsirkan agar guna lebih mempertakuti orang yang berniat untuk melanggarnya.


Hadits Abu Hurairah di atas menunjukkan bagaimana perhatian Allah kepada para hamba-Nya, tatkala Dia mengutus para malaikat untuk mencatat amalan mereka, ada yang bertugas dari subuh sampai sore dan ada yang bertugas dari sore sampai subuh. Karenanya shalat subuh dan ashar merupakan dua shalat yang disaksikan oleh para malaikat. Ini sebagai bantahan tersendiri kepada para penganut filsafat yang mengingkari adanya wujud malaikat.


Kemudian dalam hadits Jarir di atas disebutkan salah satu akidah pokok dari akidah-akidah ahlussunnah, yaitu bahwa kaum mukiminin kelak akan melihat Allah pada hari kiamat di dalam surga. Para ulama menyatakan: Ada tiga masalah, siapa yang menerimanya maka dia adalah ahlussunnah dan siapa yang menolaknya maka dia ahli bid’ah: Al-Uluw (sifat tinggi Allah), al-kalam (bahwa kalam Allah bukan makhluk), dan ar-ru`yah (bahwa Allah akan dilihat di surga). Karenanya Imam Ahmad, Sufyan Ibnu Uyainah, dan selainnya, mereka menyatakan kafirnya orang yang mengingkari Allah bisa dilihat pada hari kiamat di dalam surga. Pembahasan mengenai ru`yah ini insya Allah akan kami bahas pada tempatnya.
Akibat meninggalkan shalat ashar :


- Seperti orang yang dikurangi (anggota) keluarganya dan seluruh harta bendanya. (Mutaffaqun alaihi, HR. Muslim no. 626 dan HR, At Tirmidzi no. 113)
- Seperti menggugurkan seluruh amalan. (Hadits Shahih, An Nasa'I  no. 497)
- Salah satu tanda orang munafik bi shallallahu alaihi wa sallam bersabda " itu adalah shalatnya orang munafik. seorang duduk - duduk dan mangamati matahari hingga apabila matahari berada di antara dua ujung tanduk syaithan, ia mengerjakan empat rakaat (shalat ashar) dengan cepat, dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali hanya sedikit saja ( Shahih, HR. Abu Dawud, no. 399 dan HR. An Nasa'I/254)


rujukan : https://nebarto.wordpress.com/2012/08/17/keistimewaan-shalat-wustha-atau-shalat-ashar/.


Bagaiamana cara mengatur waktu yang baik untuk sholat ashar? Bagi teman teman yang membaca artikel ini tolong dikoment dan diberi petunjuk yah, karena dengan berbagi ilmu sama saja anda membagi kebaikan dan sedekah kepada orang yang membutuhkan. 

thanks @zyuk_ron


Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Like this ya