Kebenaran yang kita artikan sendiri kadang kala berbeda
dengan kebenaran yang dipahami dan didemokan orang lain. seseorang menganggap
sesuatu yang ia lakukan adalah kebenaran, tapi dimata orang lain itu adalah
suatu kebodohan. Seseorang melakukan sesuatu atas dorongan nalurinya dan yakin
bahwa yang dia lakukan benar dan tak merugikan orang lain, ternyata dimata
orang lain itu adalah suatu kesalahan. Jika orang lain memberi saran, lantas
tidak digunakan oleh orang yang ia beri saran. Ia menganggap bahwa orang lain
tidak mau menerima pendapat padahal setiap manusia telah tuhan berkahi karunia
mempertimbangkan keputusan yang seharusnya ia ambil. Terlepas dari benar dan
salahnya keputusan yang ia tentukan “sendiri”. Akan ada kesan membanggakan jika
menggunakan pendapat sendiri. Dan setiap manusia punya kendali penuh terhadap
dirinya sendiri tanpa setir dari orang lain. Dan semoga kebangaan ini tidak
dipandang dari segi keegoisan yang merupakan salah satu sifat dasar manusia.
Dengan kesadaran penuh. Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup yang tidak murni hasil kesepakatan antara hati dan pikiran kita saja. Akan tetapi ada campur tangan manusia lain. kita tidak sepenuhnya memiliki kuasa atas diri kita sendiri. Kerap kali pendapat orang lain yang memaksa kita untuk melakukan sesuatu yang pada dasarnya itu adalah cara tuhan untuk menghadirkan solusi atas ketidakberdayaan kita memutuskan sesuatu. Qadarullah, segala hal yang terjadi dalam hidup sudah allah tetapkan. Porsi rejeki dan ujian sudah sesuai kadar yang allah atur sebagai zat yang maha mengatur segalanya. Kebesaran seperti ini yang kadangkala membuat diri ini merasa sangat kecil. Tentang berapa butir beras yang kita makan setiap hari sampai berapa banyak kata yang masuk ketelinga kita, yang keluar dari mulut kita, gambar yang terlintas didepan mata kita sudah allah atur porsi yang pas untuk kita kecup setiap hari hingga allah mengatakan rejekimu di dunia sudah habis.
Qadarullah (takdir dari Allah) adalah hal yang harus kita percaya untuk menepis keraguan dan ke insecuran akibat godaan iblis.
Atas dasar menghargai pendapat orang lain kita kerap kali menyiksa diri dengan kata iya yang membatin. Akan aku lakukan kata dia. Jelas ini yang semakin menguras kemerdekaan berfikir dan bertindak dan mempengaruhi keseimbangan tubuh dan pikiran kita. Akan tetapi dilema yang selalu hadir disetiap pengambilan keputusan harus segera diatasi dengan membagi “ini dilema dari iblis atau hanya kelemahan kita dalam berpikir.”