Dengan merdu Ina menyikan lagu kopi dangdut diatas sebuah
panggung berukuran kecil kira kira 3 x 5 meter dengan goyangan dangdut yang
khas di daerah Maros. Semua yang mendengar suara elekton pada malam itu seakan
terhipnotis untuk ikut bergoyang.
Seorang pemuda berambut tebal tiba tiba naik ke elekton dan menyawer
pada gadis yang sedang menyanyi yang biasa dijuluki dengan “Biduan”. Tak lama
kemudian pemuda lain ikut naik dan menari melenggak lenggok diatas panggung
bersama gadis itu. Pria dengan rambut tebal
itu terus berada diatas panggung sampai pertunjukan malam itu usai.
Entah energi magnet macam apa yang sedang mengalir ditubuhnya kala melihat gadis
tadi yang sedang asik bergoyang dengan
celana pendeknya yang membuat mata para pemuda yang melihatnya seakan tidak mau
berkedip. Kulit putihnya yang mulus serta parasnya yang khas membuat kelelawar
pada malam itu ikut bergoyang.
Acara macam ini tidak setiap hari ada yang jadwalnya tidak
menentu dan bukan merupakan agenda tahunan atau bulanan, hanya saja apabila ada
acara perkawinan atau acara acara resmi yang dianggap perlu memberikan
hiburan sesuai dengan kebiasaan
masyarakat Maros. Dan selain musik tradisional yang ditampilkan juga ada musik
elekton atau di jawa biasa dijuluki dengan orkestra. Iramanya khas dengan
speaker speaker besar yang diletakan di beberapa sudut yang memberikan magnet bagi beberapa desa tetangga
untuk turut melihat hiburan malam ini.
Bambang adalah pemuda yang berambut tebal tadi yang suka
meminum minuman keras yang selalu memberikan karisma kepada gadis gadis desa
yang melihatnya, tapi sayang kegagahannya itu ia gunakan kearah yang salah
yaitu dengan memikat gadis gadis hanya untuk menikmatinya sesaat. Ia juga
seorang peminum dan suka mabuk mabukan, untung saja ia masih jauh dari
perjudian. Ia memang sering dujuluki sebagai penjelajah elekton, karena
disetiap ada elekton ia pasti datang tak peduli sejauh mana tempat yang akan dukunjunginya
asalkan ia mendengar kabar bahwa akan ada elekton, ia pasti selalu bersiap siap
dengan berbagai modal yang ia miliki. Dan acara perkawinan anak pak RT 02 desa
Alatengae itu adalah santapannya malam ini, alamatnya yang berada di dua desa
lumayan jauh dari desa itu membuat semangatnya tak surut untuk bertemu para
biduan biduan cantik dari “Mewarta elekton”.
Dengan kondisi setengah mabuk setengah sadar membuat Bambang nekat naik untuk menyawer
gadis cantik yang sedang menari melenggak lenggok diatas panggung menyanyikan
lagu dangdut favoritnya. Dan disitulah pandangan pertama mereka.
Ina yang sudah terbiasa dengan tatapan pemuda yang memberinya
saweran tiba tiba merasakan hal aneh ketika melihat Bambang yang sedang
bergoyang bersamanya. Namun sejenak iah langsung menghilangkan perasaan anehnya
itu dan mengubahnya menjadi perasaan yang biasa biasa saja layaknya pemuda
pemuda yang telah menari bersamanya sebelumnya.
Bersamaan dengan itu seorang gadis dari jejeran penonton
yang memadati sekitaran elekton itu memperhatikan gerak gerik pemuda yang
sedang menyawer diatas panggung. Sepertinya saya kenal pemuda itu. Mirip sekali
dengan pacar saya saat ini.
“Bambang yaa dia Bambang”. Tiba tiba lastri yang sedang bersamanya
mengagetkan prasangkanya saat itu.
“Rahma apa yang sedang
kau pikirkan?”.
“Ah tidak, saya Cuma
berpikiran bahwa pria yang diatas itu adalah Bambang deh, pacar saya tri’.
“ Iya sih saya juga
dari tadi berpikiran begitu.”
Dengan tergesa gesa Rahma diikuti dengan Lastri maju
kedaepan panggung untuk melihat dengan jelas wajah pemuda yang sedang menari
diatas panggung tadi. Wah ternyata benar itu adalah Bambang. Rahma dengan muka
merah menaiki panggung dan menari Bambang turun kebawah. Bambang yang sedang
setengah sadar mengikuti tarikan Rahma kebawah panggung. Dan langsung menampar
Rahma. “PRAKKKK”. Hei Kamu ini siapa?
merusak kesenanganku malam ini.
Rahma langsung berlari meninggalkan tempat yang penuh dengan
kerumunan orang itu. Dengan membawa perasaan sakit hatinya. Dasar laki laki digoda
biduan saja langsung kelepek kelepek.
Walaupun Bambang itu gagah dibanding laki laki lain
dikampung ini dan rahma tahu kalau Bambang itu orangnya suka mabuk mabukan dan
suka main perempuan. Dia tetap sakit
hati, namanya juga perempuan. Tapi rasa sakit hati itu segera terobati setelah setiap
hari mendengar petuah dari sahabatnya Lastri.
Ya peran sahabat memang sangat dibutuhkan oleh teman yang
sedang mengalami masa masa sulit dalam hidupnya. Tidak hanya itu lastri pun
selalu menemani Rahma apabila mengalami masalah keluarga dan Lastri senantiasa
menolong kekurangan keluarga mereka, berhubung karena Lastri merupakan keluarga
yang sejahtera keuangannya.
Akhirnya persahabatan mereka pun luntur setelah Rahma
memutuskan untuk menjadi biduan juga. Dan lebih sering keluar malam, hal
tersebut membuat Lastri dan Rahma tidak mempunyai waktu lagi untuk saling
bertemu. Rahma yang ternyata memendam dendam kepada Ina biduan yang menarik hati Bambang beberapa
waktu yang lalu ternyata membuatnya terobsesi untuk menjadi sang wanita
penghibur di panggung elekton. Selain bisa menarik hati banyak pemuda, juga
bisa membantu keuangan keluarganya. Tapi hal tersebut tidak berjalan lancar
dalam kehidupan Rahma, sudah pasti gadis yang sering keluar malam menjadi
gunciran para tetangga dan menjadi santapan
para hidung belang. Tapi syukurnya bos yang memanggil rahma untuk
bernyanyi adalah orang yang baik dan senantiasa melindungi Rahma yang mempunyai
kecantikan alami sebagai gadis desa ini.
Pernah suatu ketika Rahma yang sudah terkenal dipanggung
bertemu dengan Ina yang tentunya lebih senior darinya. Tanpa sepengetahuan Ina
bahwa Rahma pernah menyimpan dendam kepadanya dia selalu berbuat baik kepada
Rahma dan Rahma pun yang dulunya menyimpan dendam kepada Ina merasakan kebaikan
hati biduan yang satu ini.
Perasaan dendam pun menjadi luntur dan sedikit demi sedikit
membuat mereka menjadi akrab. Hal tersebut membuat Rahma sering belajar kerumah
Ina. Dan suatu ketika, pada malam minggu Rahma yang sedang berlatih vokal
dengan Ina dikagetkan dengan kedatangan Bambang dirumah Ina.
Segera Rahma berpikir bahwa hubungan Bambang dengan Ina
tidak hanya sampai dimalam itu, ketika beberapa bulan yang lalu sebelum Rahma
menjadi biduan. Sikap mereka pun biasa biasa saja kepada Rahma. Apalagi Bambang
seperti belum pernah mengenal Rahma sebelumnya.
Perasaan yang dulunya luntur sekarang kembali terkuat setelah
Melihat mereka bermesraan didepannya. Dengan perasaan sedih setelah Bambang telah beranjak dari rumah Ina, Rahma mencoba berbicara terus terang kepada Ina bahwa ia pernah dicintai oleh Bambang yang saat ini menjadi kekasihnya. Ina dengan ketegasan hatinya hanya bertutur kepada Rahma "kita hidup memang untuk dicintai, tetapi kadang cinta tak selalu memihak. Adakalanya orang tua yang sangat kita cintai tiba saatnya akan pergi meninggalkan kita, begitupun dengan kekasih pujaan hati. Kita, dia akan pergi meninggalkan kita seiring dengan berjalannya waktu. Maka dari itu kita harus selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi setiap perubahan."
Karena Rahma ingin menjadi seorang biduan yang baik seperti Ina, ia langsung menerima dan menyaring masukan yang diterimanya. Sejak saat itu ia bertekad dalam diri untuk memperbaiki diri dan mencoba memahami segala hal yang ia hadapi untuk membentuk pribadinya kedepan. Karena dalam hidup ini pasti selalu ada rintangannya.
So keep spirit kawan. ^_"