Pemandangan di dalam Sumpang Bita |
Letaknya tak begitu jauh dari Makassar hanya sekitar 55 km
dari pusat kota di Sulawesi Selatan dan
merupakan pusat kota bagi Indonesia bagian timur. Ketika start dari Maros,
kabupaten terdekat dengan Pangkep selain Barru, jarak tempuh sekitar 40 menit.
Berkendara ke arah utara pulau Sulawesi ini kita melalui jalan trans sulawesi
yang menghubungkan daerah daerah sekitar yang ada di Sulawesi Selatan. Meskipun
masih banyak warga yang belum memberikan kewenangan pada pemerintah mengenai
lahannya yang berada di pinggir jalan untuk dijadikan jalan utama, ini salah
satu pemkamingan yang kurang mengesankan pagi para pelancong yang pasti melalui
jalan ini. Laksana menulis dengan pulpen yang macet tintanya kadang keluar
kadang tidak. Begitulah kondisi jalan trans sulawesi ini, terutama pada
perbatasan Maros dengan Pangkep.
Puncak tangga. dengan pagar pengunjung dilarang masuk |
Sebelum sampai kemulut taman prasejarah Sumpang Bita,
dibawah terdapat sebuah tembok yang bertuliskan selamat datang di Taman
Prasejarah Sumpang Bita. Kondisi jalan yang mengharuskan kita meninggikan gas
kendaraan karena tempat yang akan kita tuju berada di daerah perbukitan dan
gunung . Walaupun demikian kami akan terpana dengan pemandangan yang luar biasa
indah pada saat sampai di mulut taman. Sesaat ketika menyaksikan dari luar
perut saya tiba tiba lapar setelah sedikit melirik jalan yang berada di dalam
pagar tembok dan besi dari luar akhirnya saya dan teman teman memutuskan dulu
untuk membeli makanan pada warung warung di depan pintu gerbang sebagai bekal
untuk makan didalam. Padahal didalam juga terdapat pedagang yang menjajakan
makanan makanan ringan. Tapi sebagai orang baru kan kami tidak tahu. Terdapat
sekitar tiga warung diluar dan empat pedagang didalam yang mungkin setiap hari
berada ditempat bukti sejarah itu.
Setelah mengeluarkan kocekan dengan harga yang relatif
terjangkau yaitu sekitar Rp. 5000 untuk membayar satu harga karcis. Kami
disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Kondisi jalan dengan batako yang lumayan
lebar merupakan tempat yang cocok untuk joging. Selain itu mungkin tempat ini
dijadikan tempat olahraga bagi warga sekitar karena didalam ternyata terdapat
lapangan volley ball dan sepak takraw. Disamping itu terdapat rumah kayu yang
kokoh yang dijadikan sebagai pusat informasi dengan unkuran kira kira tujuh
kali lima meter. Sayang disaat kunjunganku pada hari itu rumah itu kelihatan
kosong dan tertutup. Terdapat pula sebuah rumah yang dengan bentuk sama namun
ukurannya yang lebih kecil mungkin dijadikan sebagai tempat penginapan. Juga
terdapat dua bangunan beton dengan warna yang lembut namun sayang tidak terlalu
terawat, padahal dari tampaknya bangunan tersebut baru dibangun. Pada sisi
barat bangunan itu terdapat mushalla yang juga dalam keadaan tidak layak untuk
ditempati sholat selain di sisi utaranya terdapat wc pria dan wanita yang cukup
luas dengan kondisi gelap karena lampu dan airnya tidak menyala.Fasilitas yang
saya rasa kurang memadai ditempat ini adalah penempatan tempat sampah yang
sangat kurang.
-
Air
Terjun Mini
Sampai ditempat tempat yang agak tinggi terdapat sebuah air
terjun mini. Dan di sekitar area itu
juga terdapat tiga balai balai tempat peristirahatan yang sejuk dan rindang.
Air terjun yang dibawahnya terdapat kolam yang kering pada musim kemarau karena
kondisi digit air yang berkurang karena hujan yang tak kunjung muncul. Disekitar
area itu pula terdapat pedagang makanan ringan yang menjajakan minuman dan
kerupuk kerupuk sebagai pelepas dahaga. Dua jalur yang digunakan pengujung untuk
menggapai tempat menarik pertama menarik diobjek wisata ini. Dengan menaiki
anak tangga yang jumlahnya tak kami hitung itu warnanya sudah agak kusam karena
tempat ini mulai dibangun pada tahun 1983 sampai 1987, sekitar 4 tahun tahap
pencerahan tempat ini dan diresmikan pada tanggal 30 Maret 1987 oleh Mendikbud
RI Prof, Dr. Haryati Subadio.
Gua Bulu Sumi (Bulu Sumi Cave)
Mungkin bulu sumi ini = kumis (bahasa bugis=Indonesia) Merupakan gua yang letaknya 100 meter dari Pertigaan perjalanan yang menghubungkan entah berapa anak tangga, untuk menuju gua yang lebih dekat dari gua Sumpang Bita=200 meter. Pagar merah yang terbuka dengan
Gua Bulu Sumi (Bulu Sumi Cave)
Mungkin bulu sumi ini = kumis (bahasa bugis=Indonesia) Merupakan gua yang letaknya 100 meter dari Pertigaan perjalanan yang menghubungkan entah berapa anak tangga, untuk menuju gua yang lebih dekat dari gua Sumpang Bita=200 meter. Pagar merah yang terbuka dengan
kedalaman gua yang bisa digapai mungkin 5 - 7 meter kedalam dari arah pagar.
-
Gua
Sumpang Bita
Manapaki anak tangga tak kunjung habis itu entah berujung
dimana terdapat beberapa pasangan muda mudi yang terpergok sedang berdua duaan
ditempat sepi. Entah apa yang mereka perbuat walahu alam. Hanya tuhan yang
melihat. Akhirnya sampai di perduaan yang membingungkan kami untuk memilih
jalan yang mana. Antara cave Bulusimi dan meneruskan langkah ke ujung anak
tangga yang berada diketinggian yang sangat tinggi dan berujung pada mulut Gua
Sumpang Bita. Tapi sayang beribu sayang setelah sampai dengan keringat yang
bercucuran membasahi pakaian karena kami tergesa gesa sangat ingin mencapai
puncak sampai pada balai terakhir dan sepasang kekasih terakhir yang kami
jumpai ditempat ini terpampang seonggok pagar dengan cat warna merah gelap yang
terbuat dari kayu selebar kira kira lima centimeter pada setiap tangkai yang
ditancapkan dengan paku pada sepasang balok yang lainnya. Terdapat dua buah
pagar seperti ini yang satu terpasang dari ujung mulut gua yang ditengahnya
terdapat gembok dan rantai yang menyatukan keduanya. Setelah melirik sedikit
kearah dalam gua itu sangat menarik untuk bisa memasukinya. Tapi sayang tak ada
petugas sekitar yang bisa dimintai tolong untuk membukanya. Akhirnya niat kami
pun dibatalkan dengan perasaan yang kurang puas. Dan kembali menyusuri anak
tangga satu persatu yang cukup membuat pergelangan kaki agak sedikit pegal ini.
Setelah sampai didasar gunung dengan perasaan lega karena telah menghilangkan
penak sejenak dan dengan pose yang sudah cukup karena baterey low kami pun
memutuskan untuk kembali pulang. Tapi sayang ban motor bocor dan terpaksa harus
diganti di bengkel yang cukup agak sedikit jauh dari tempat wisata ini. karena
tak sempat membeli oleh oleh, kami simpan saja oleh oleh pengalaman yang
mengisahkan ruang di otak untuk dalam perjalanan hidup yang sangat berharga.
Gua Sumpang Bita (Perjalanan kedua 2015)
Akhirnya bisa memasuki gua dengan mendapat petunjuk dari guru sejarah yang kebetulan pada hari itu 01 Maret 2015 mendaki dan mencapai puncak bersama kami. ternyata ada jalan diseblah kiri gerbang, dengan sedikit memanjat akhirnya sampai dialam gua dengan suguhan lukisan babi rusa, sampan terdapat lukisan babu dua ekor dengan posisi kepala dibawah, dan cap tangan negatif (hand stencil berwarna merah dan yang sangat menarik. Jujur saya akui baru pertama melihat cap tangan seperti ini. kedalaman gua 50 meter ukuran mulut gua tinggi 10 meter dan lebar 14 meter
Gua Sumpang Bita (Perjalanan kedua 2015)
Akhirnya bisa memasuki gua dengan mendapat petunjuk dari guru sejarah yang kebetulan pada hari itu 01 Maret 2015 mendaki dan mencapai puncak bersama kami. ternyata ada jalan diseblah kiri gerbang, dengan sedikit memanjat akhirnya sampai dialam gua dengan suguhan lukisan babi rusa, sampan terdapat lukisan babu dua ekor dengan posisi kepala dibawah, dan cap tangan negatif (hand stencil berwarna merah dan yang sangat menarik. Jujur saya akui baru pertama melihat cap tangan seperti ini. kedalaman gua 50 meter ukuran mulut gua tinggi 10 meter dan lebar 14 meter
Mitos Masyarakat
Sepulang dari Sumpang Bita beberapa hari setelahnya, mungkin
kisaran satu minggu teman saya mendengar mitos bahwa siapa saja yang berfoto di
bawah pohon mangga atau di sekitar jembatan yang ada kolamnya yang mengelilingi
ia akan putus dengan pasangan atau pacarnya. Sepintas pemikiran itu jauh dari
pandangan kami karena kami anggap itu mitos. Tapi dengan adanya kasus teman saya
‘yudha, harus berpisah dengan pacarnya seminggu setelah weekend kami ini dengan
alasan tertentu. Adapun mungkin hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan yang
kuat untuk suatu hubungan, tapi bisa saja mitos masyarakat itu nyata. Entah mau percaya atau tidak. Soalnya sayang
sekali kalau tidak menyempatkan mengambil gambar di objek yang sangat menarik
itu dimana air dikolamnya kelihatan agak kekuning kuningan, mungkin keruh atau
apalah.kasus yang lain pula. Teman saya si Titi harus mengalami problema cinta dengan pacarnya katanya si setelah berpose juga di tengah kolam ini. Tapi ini semua tidak bisa dijadikan landasan yang kuat untuk kokohnya suatu hubungan, tergantung kedua pelaku dalam hubungan, apakah mereka bisa saling mempercayai dan terus membangun ikatan mereka atau melepaskannya begitu saja. so up to you. jalanmu bukan jalanku kayak lirik lagu saja. Pesan yang paling penting di pembahasan ini adalah jangan telalu percaya pada mitos, tapi jangan juga menyepelekannya. oke, always keep fighting.
1 komentar:
Write komentarbagus
ReplyEmoticonEmoticon