Berniat
Cukur, Malah dapat Adik Tukang Cukur!
Pada
suatu hari disuatu sekolah, Agus yang dikenal dengan kepiawaiannya memainkan
gunting didatangi oleh Ipul didalam kelas. Ibu Risma yang sedang duduk di meja
guru kelas X TKJ hendak membereskan laptop dan perlengkapan mengajarnya. tiba –
tiba dari depan pintu yang setengah terbuka ada seseorang yang dari kelas
sebelah nyelonong masuk dikelas dan menghampiri si Agus “Gus cukur dulu donk” rambutku sudah
nggak mengikuti trend 2013 ni”.
nggak mengikuti trend 2013 ni”.
Letak meja guru yang berada di sudut
kelas ini membuat Ipul langsung masuk tanpa melihat apakah masih ada guru atau
tidak. Apalagi Ipul yang sudah dikenal luwes bergaul dan sering masuk dikelas
mana saja karena punya teman di setiap kelas disekolah ini.
“Kalau masalah cukur tenang saja teman, masalahnya
sekarang bukan saat yang tepat, sebentar kalau ibu Risma sudah keluar (Sambil
Melirik ke arah meja guru yang ada didepan kelas” Tegur Agus.
Ipul mengikuti penglihatan Agus kearah samping papan
tulis di depan kelas dengan muka yang mulai memerah. Seakan menahan pipis yang
sudah diujung tanduk Ipul hanya menampakan muka cengar cengir melihat tatapan
tajam ibu Risma dan seluruh penghuni kelas ini.
“Ipul kesini
kamu!”
”iya bu’ ada apa?”.
“Ada apa ada
apa, kamu itu ibu belum keluar kamu sudah nyelonong masuk ke kelas ibu!.
“Maaf bu’
tapi saya sudah tidak sabar bu’ ingin mengganti model rambut saya. Masa’
teman teman sekelas saya bergaya dengan
rambut mereka yang mengikuti trend 2013, saya masih ketinggalan dengan model rambut
yang seperti Roma Irama J”.
“Ia tapi kan
ada waktunya. Sebentar kalau pulang sekolah”
“aduh lama sekali bu’ mending saya kesini bu’
dicukur sama Agus, mumpung juga gratis kan bu’. Dari pada nanti juga dicukur
gratis sama guru BP “. (Dengan nada
membela diri)
“Tapi kamu
tidak sopan sekali masa’ ibu masih di dalam kamu sudah masuk dan minta dicukur”
“ta tapi bu’....
“aalah udah kamu ikut ibu ke ruang BP saja”.
Melihat si Ipul
yang menuju ruang BP bersama Ibu Risma, Agus pun menjadi was - was karena takut untuk dipanggil juga.
“dari pada
sebentar saya ikut dipanggil mending lari dari sekarang saja”. Agus pun
mengikuti kata hatinya dan bolos dari sekolah karena takut berurusan sama guru
BP. Tak lama kemudian Ipul pun keluar dari ruang BP dan segera menuju ke kelas Agus.
Setelah di depan pintu kelas Agus, Ipul bertanya kepada evi, teman sebangku Agus.
“Evi’ Agusnya mana?” Evi menjawab. “dia sudah kabur dari tadii, dia pikir juga
akan dipanggil sama guru BP karena ulahmu tadi yang membuat ibu Risma tahu
kalau Agus sering cukur dikelas ini”.
Untung saja ibu Risma baik dan tidak
mengatakan bahwa Agus sering cukur dikelas.
Mengetahui tingkah Agus yang bolos sekolah tadi seperti itu Ipul pun
menyesali perbuatannya menyelonong masuk kelas karena harus mengorbankan
temannya bolos sekolah hari ini. Dan yang paling disesalkan dia tidak jadi
cukur “panrok” hari ini. Sebenarnya
sudah lama Ipul menunggu Agus yang selalu sibuk dengan tugas – tugasnya dan
baru hari ini dia memaksakan diri memasuki kelasnya. Karena sudah tidak tahan
setiap hari harus menerima ejekan cukur Roma Irama dari teman – temannya.
Ketakutan Agus berurusan dengan guru
BP membuanya tidak datang kesekolah. Dan alternatif yang diambil oleh Ipul
adalah mendatangi rumah Agus yang jaraknya agak jauh dari sekolah. Meskipun langit
sudah hampir menumpahkan butiran air. Gemuruh awan hitam tebal dari arah utara
yang terasa mengejar langkah Ipul, dia terus melajukan sepeda motor yang
bermerek supra yang dimiliki
bapaknya, Ipul pun melajukan sepeda tua itu dengan kencang menyelusuri jalan setapak
yang sebagian berlubang dan tergenang air. Tiba – tiba “Brakkk,” motor yang tadinya berada diatas jalan setapak itu
akhirnya pindah jalur dan terbalik dibawah limpungan lumpur disawah. “Aduhhh sakittt.” Jerit Ipul. Seorang
gadis manis yang berjalan buru buru dari arah utara langsung berlari menuju
tempat Ipul terjatuh. Ternyata disana telah terperanjat seorang pria dengan
muka seram karena tenggelam di lumpur sawah yang baru saja habis digarap.
“Haaa’
ada hantu.”
Hantu hantu! Aku ini bukan hantu aku Ipul temannya Agus. Aku baru saja
terjatuh ke sawah ini.
“owhhh” temannya kak Agus tho?
Kirain hantu orang orangan sawah, kalau begitu mari saya bantu naik”.
Ipul pun
mengulurkan tangan kearah gadis manis yang merupakan adik Agus itu. Dengan baju
kotor dan motor yang ikut terperanjat ka dalam sawah Ipul pun berjuang dengan
semangat mengangkat motor yang dipinjamnya dari bapaknya itu karena ditemani
oleh seorang gadis cantik. Setelah berada kembali diatas jalan Ipul sesegera
mungkin membunyikan sepeda motornya yang juga kotor, karena takut akan terguyur
hujan. Tapi gerimis tiba tiba turun. Ipul pun dengan segera melajukan motornya.
“kamu
tau tidak rumah Agus?”
“ Iyah saya tau”
“bersediakah dinda mengantar saya
kerumahnya?
” iyah kebetulan saya juga ingin kearah sana”.
Dengan ditemani oleh gadis cantik
itu Ipul pun melajukan sepeda motornya dan menuju kearah rumah Agus. Seakan
dikejar hujan yang sudah kelihatan dari ujung perkampungan sebelah Ipul pun
sampai kerumah Agus meski dengan keadaan kotor. Gadis itu pun langsung masuk
kerumah Agus
“loh
kok gadis tadi masuk kerumahmu gus? “
“ owh dia itu adik saya. Emang kenapa, naksir yah.?”
“Hemmm nggak kok Cuma saya belum berterima kasih aja karena dia baru saja
menolong saya karena terjatuh di sawah sana.!”.
“owh, yaudah sebentar saja, mandi saja dulu
sana di wc.”
“Ndak usah mending cukur aku dulu saja.”
“Owh iya yah. Sann, santi tolong ambilkan gunting di tas kakak.
“ Tunggu sebentar kakk.” Dengan
tangan yang hanya membawa sisir, santi pun keluar “tidak ada guntingnya kak Cuma ada sisir ini.
“Masya Allah, aku lupa tadi mengambilnya dilaci mejaku dikelas. Astaga.
Saya minta maaf ’ Ipul, karna kukira tadi saya akan dipanggil juga keruang BP
karena profesi saya sebagai tukan gcukur disekolah...”
Dengan muka mengeluh Ipul pun
langsung masuk kamar mandi “iyah nggak apa apa kok biar besok aja cukurnya
dilanjutkan :P”. Dengan memakai baju
yang dipinjamkan Agus Ipul tak langsung pulang melainkan tinggal minum teh
bersama Agus ditengah guyuran air hujan yang seakan menutup jalanan.
“Adik
kamu cantik juga di’.” Bolehkah bolekah!!.?”
“Boleh apaan pul?”
“Dipacari lah.”
“Enak aja main pacar pacaran langsung. Ambil hati kakaknya dulu dong.”
Hahaha”
“Iya kah. Tunggu” saja. :P.”
Canda tawa
yang menyelingi perbincangan mereka hujan pun redah dan Ipul pun yang dengan
masih merasakan sakit akibat terjatuh saat melajukan motor yang kencang
akhirnya beranjak. “itu mankanya jangan
kencang kencang bawa motor biar batu kerikil aja dilabrak kan brabe akibatnya.
Hhahaha.” ejek Agus. “iyah tidakmi
itu lagi :D”.
Hari berikutnya sesampainya
disekolah jam pertama dikelas Ipul adalah pelajaran kimia dimana gurunya adalah
guru yang galak yang disegani para siswa dan guru yang lain. Sampai jam
istrahat guru tersebut tak kujung keluar, sembari tak ada siswa yang berani
menegur bahwa jamnya sudah lewat. Karena muka yang ganas yang selalu terpancar
dari jilbab hijau tua itu seakan menyabik jantung para siswa yang cari masalah
dengannya. Maklum dengan usianya yang sudah beranjak tua itu sudah membuatnya
lupa dengan jam pelajarannya. Ipul dengan muka gelisah sambil mengosok gosokan
bokongnya ke kursi tempat duduknya terus bergumam dalam hati.
“aish,
kayaknya nggak bisa keluar lagi nih cukur sama Agus, guru tua ini kelamaan sih
ngajarnya,”.Untungnya ada bapak kepsek yang lewat dan memanggilnya keluar.
Segera Ipul beranjak dari tempat duduknya dan berlari menuju kantin yang biasa
ditempati Agus nongkrong bersama teman – temannya. Tak lama sesampainya Ipul di
kantin jam masuk pun berbunyi, waktu istrahat yang hanya ± 15 menit itu tidak
membuat puas para siswa disekolah.
Akhirnya dengan terburu buru menghabiskan
makanan yang ada dihadapanya Agus pun berkata pada Ipul “sebentar aja lagi, nanti kalau kita udah pulang, baru dah saya cukur
kau dengan model yang kau inginkan”
”iya teman, tapi janji yah”. Meskipun dengan berat hati Ipul
mengatakaanya. Masuk dikelas seperti yang tidak diharapkan Ipul dan teman –
temannya yang masuk adalah bapak kepala sekolah dengan kumis tebal dan tajam
yang membuatnya lebih disegani daripada guru kimia tadi. Ternyata kepala sekolah masuk hanya untuk memberikan arahan pada siswa tentang tata tertib yang kurang diperhatikan
para siswa. Dan juga menyinggung dilarang
cukur disekolah.
“aduh bagaimana ini masa’ harus ke kerumahnya Agus lagi yang jaraknya tidak
dekat itu, ehh tapi tidak apa apa juga yah palingan ketemuan sama adeknya” . setelah
pulang sekolah Ipul pun kembali menuju rumah Agus dengan sepeda motor supranya.
Dengan dua harapan yang muncul dalam hati Ipul pun sampai kerumah Agus
“tokk tokk, Aguss”. Seperti yang diharapkan seorang gadis dengan celana
pendek dan baju kaos pink yang muncul dari balik pintu kayu itu.
“ehh, kak Ipul, silahkan masuk kak. Silahkan duduk kak, tunggu sebetar ya
kupanggilki dulu Agus.”. Dengan membawa gunting dan sisir Agus pun berjalan
menuju ruang tamu tempat Agus melepas lelah selama perjalanan menuju
kerumahnya, dibelakangnya ikut santi dengan secerek sirup orange bercampur es.
Tak lama kemudian setelah menghabiskan setengah gelas sirup yang dituangkan
santi Ipul pun memaksa Agus agar segera meluncurkan gunting dirambutnya karena
takut nanti tidak jadi lagi.
“sudah cukur saya cepat ntar kelamaan ndak jadi lagi ”. “cakkcakkk”. Akhirnya cukur yang didambakan
Ipul dengan model yang ngetrend sekarang ini pun telah selesai. Namun setelah
melihat cermin dan memperhatikan dengan cermat,
“ihh,
kayak beda gus sama punya teman-temanku’”.
“Uah
tidak beda itu teman, memang begitu model kepalamu jadi harus juga begitu cukurnya ’”.
“ owwh iyau kha? Ya sudah Biar, yang
penting sudah keliatan keren dan macoo. Tapi kubutuh penilaian gadis manis yang
ada dirumah ini”
“Santi kau bilang?”
“ialah syapa lagi” Tanpa
dipanggil pun santi segera menuju keluar, karena diam diam dia sendang
memperhatikan Ipul dari dalam kaca kamarnya. “ganteng juga yah temannya kakak”.
Setelah sampai di depan rumah ia pun langsung menanggapi cukur Ipul padahal
Ipul belum menanyakan pendapat santi.
“bAgus
kok ka’, biar bagaimana model cukur kakak, kakak ganteng juga”. mendengar
penjelasan santi tersebut pipi Ipul pun jadi memerah semerah jambu air yang ada
di samping rumah Agus. “sudah sana
bersihkan dulu itu cukurmu baru boleh
cerita sama adek saya.”
“okelah tenang saja teman”. sehabis membersihkan cukurnya Ipul
pun segera menuju kedalam ruang tamu, karena disana telah ada santi yang
menunggu,
“silahkan
duduk kak, sini saya tambahkan lagi sirupnya yah”. Tanpa banyak bicara
karena malu Ipul pun segera duduk, begitulah aksi Ipul ketika berhadapan dengan
lawan jenisnya :D. Setelah berbincang bincang lama, melihat jam sudah
menunjukan pukul 16.30 Ipul pun ingin pamit kepada Agus dan santi, “Agus saya
pulang dulu yah, jangan lupa jaga si santi itu karena sudahmi itu kuikat.
Heheh.
Dengan
muka yang bingung tapi pasti J. “tenang aja kawan, memangnya pake tali apa
kau ngikat adek saya’ hahaha”. “tali cinta yang saya pake. Kwkwkw”.
“bruum bruum, Setelah beranjak pergi, Agus pun langsung bertanya
kepada santi, “kamu udah ditembak sama Ipul?,
tanpa menjawab melainnkan dengan muka cengar cengir santi pun mengangguk, “dia itu orangnya seru yah kak’”.”tapi kan
kamu baru kenal dengannya dalam dua hari ini”. “itulah cinta kak, tak butuh
waktu lama untuk saling mengerti nanti ada yang ngambil duluan. :D. “waduuh
parahhh nih adik saya setelah kena bibit bibit cintanya dari Ipul. Ipul pun
dengan hati berbunga bunga sampai kerumahnya dan selalu menampakan wajah
gembira, dan mengundang pertanyaan buat sang ayah
“ Kenapa
kamu pul, kelihatannya senang amat,
” Biasa yah,,, habisnya cukur baru nih.
“ Wah serius nih Cuma karna cukur baru ?? *sambil memiringkan kumisnya.
“ Heheh Biasa yaah, kayak nggak pernah muda saja.”.
Akhirnya Ipul, setiap sore selalu
berkunjung kerumah Agus, meskipun jarak rumah mereka berjauhan. Tapi dengan
semangat cinta yang sangat tinggi, tak ada halangan dan bukan jarak yang dapat
memisahkan kita J.
Created by
syukur,
“saya angkat dari kisah LDR (Long Distance
Relationship)
EmoticonEmoticon