Menelusuk Telaga Wae Merrung (water sound)

06:50 2
Suasana hening, tenang dan damai masihh teringat jelas, ketika menikmati pemandangan di wae merrung ini. duduk ditemani semilir angin sepoi di tengah hutan belantara yang jauh dari rumah dan suasana bising pemukiman warga. Bersatu dengan alam, dan menikmati nyanyian merdu dari burung diiringi musik dari wae merrung yang dalam bahasa bugis adalah air berbunyi. 

Benar ketika berada di tempat ini, suara derasnya air mengalir yang terdengar, bukan suara kendaraan yang membuat bising telinga. Air yang berada dari celah gunung batu kemudian mengalir ke celah pegunungan batu lainnya. Telaga ini hanyalah tempat persinggahannya. dikelilingi pohon hijau dan batu disekitarnya. konon kata masyarakat setempat di telaga ini terdapat udang dan beberapa ikan besar yang enak untuk dijadikan lauk. sayang sekali akses untuk menuju telaga yang berwarna biru alami di musim kemarau ini cukup jauh. Membutuhkan waktu tiga jam untuk menggapainya. Tentunya dengan berjalan kaki. Kendaraan tak bisa masuk kesini, karena rintangan awalnya, kita akan melalui hutan nipa yang di beberapa bagiannya terdapat aliran sungai sebagai jalur treknya. Selain sungai anda akan diajak naik dan turun gunung. tidak terlalu tinggi sih, tapi sering. Sekitar tiga belas kali tanjakan dan dua belas turunan. untung saja di beberapa bagian terdapat bonus jalan datar.

 Jika ingin melihat perjuangan teman yang gendut berpetualang silahkan ajak kesini. Karena sensasi itulah yang dirasakan Budi, teman kampus yang punya badan cukup besar ini. Mesu'-mesu' dibeberapa bagian terjal untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. sesekali dia membunyikan pluit kala berjalan sendirian karena tertinggal dari rombongan.. Tak ada yang berani menunggunya, karena semua sudah penasaran untuk segera menemui telaga biru ini. dan turunan yang sesungguhnya akan berada tepat di tepi telaga wae merrung ini. 

Letak telaga berada di Dusun Tompobalang Kecamatan Bantimurung Kabupaten maros. Bisa ditemui jika mengemudi menuju taman purbakala Leang Leang. Apabila mengendarai motor bisa diparkir di kolom rumah warga yang dijadikan sebagai basecamp langpalang. dan para pengunjung yang hendak masuk diharapkan melapor di sini. Jika takut tersesat, maka anggota komunitas pecinta alam dari dusun ini akan bersedia mengantar, Tapi tidak sampai ke tujuan, cukup setengah jalan saja. karena selama perjalanan anda akan dibantu dengan tanda dari tali rapia yang diikatkan di pohon sebagai penanda jalur. 

Sayang sekali, hari disaat berkunjung ketempat ini pada saat musim hujan belum usai. Jadi airnya belum terlalu membiru. Apalagi semalam sebelum kami menginjakan kaki disini hujan sudah sampai lebih dahulu.  

Maha kuasa allah yang menciptakan semua ini. Subhanallah. Allahu akbar. Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan (Ar-Rahman) 

Perjalanan yang begitu berkesan, ketika kehabisan bekal air minum. Air alami dari gunung yang ada disisi kiri dan kanan perjalanan bisa dimanfaatkan. saran saya bawa bekal yang secukupnya untuk jalan kesini. bekal makanan, doa dan tenaga. 

Birunya air di musim kemarau


Setelah hujan





Kondisi apabila telah hujan



Turunan terakhir dan tanjakan pertama saat pulang

Awesome, Rangkulan dari Air Terjun Lengang Laiya

06:31 0


Lengang Waterfall

Salah satu spot keren, dengan pemandangan alam yang begitu menakjubkan dan tak kalah dengan air terjun yang ada di Malino, adalah Lengang waterfall. Air terjun yang wajib dikunjungi kala berwisata ke Sulawesi Selatan. Letak air terjun yang berada di dusun Bonto Manai Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros bisa ditempuh sekitar kurang lebih satu jam dari Kota Maros.

Perjalanan yang begitu menegangkan, terjal dan berbatu menambah keseruan jalan jalan (baca : petualangan) hari ini. Jalan menuju ke Camba memang menegangkan, selain jurang yang berada disisi kiri dan gunung di sisi kanan pengendara membuat kita  selalu merasa was was dan terus waspada.

Selama masih berpegang teguh kepada perlindungan sang khalik disertai doa yang terus mengalir insya allah anda aan selamat. Dalam memulai suatu urusan (salah satunya petualangan) syarat sahnya adalah berdoa. Berdoa Menurut agama dan kepercayaan masing masing “berdoa dimulai... Aminn”.  =)).

Minggu, 28 Februari 2016 bersama beberapa teman seperjuangan SMK, kami berangkat dari rumah Azizah menuju Desa Laiya tempat kediaman Arfah. Rencana awal dari pukul 08.00 Wita. Berubah dan mengikuti kemauan jam karet yang sudah sangat sering kami pelihara di setiap berencana. Molor dua jam akhirnya kami berangkat pukul 10.00. Sudah menjadi hal yang lumrah, apabila jam karet seperti ini, jadi sudah pada mengerti semua.

Hal yang lebih lumrah pada generasi pemuda jaman sekarang. Adalah mempublikasikan rencana ke media sosial sebelum berangkat. Ada kata “Otw yang merupakan singkatan dari on the way /  Cuss /  *gambar pesawat dsb, diikuti nama lokasi yang hendak dituju. Pamer atau hanya sekedar tuntutan hati atau hanya ingin terkesan memasang status keberangkatan. Entah apapun itu tapi saya sarankan tidak usah. Hanya akan menambah beban. Terbukti pada hari itu, penyakit status itu mencoba menyerang. Setelah masang status seperti itu, meskipun tidak begitu lengkap, kalau tidak salah bunyinya seperti ini “Gambar pesawat + Waterfall” Langsung ditangkap manis oleh salah seorang reader status. Ini mau kemana? Ikut dong, sekarang saya nyusul, tunggu ya... Mau ditinggal nggak enak juga. Terpaksa jam karet yang sudah dipelihara tadi, jadi molor kembali satu jam. Untung saja hanya satu orang yang memaksakan diri untuk ikut, bagaimana kalau sampai sepuluh orang. Waduh. Bisa menunggu sampai sore ini.

Petualangan hari ini berlanjut dari cuaca cerah ke cuaca mendung dan akhirnya awan menitihkan apa yang membebaninya dibalik cerahnya langit biru hari ini. ditengah hutan setelah melewati jalanan berlekok delapan, hujan mengguyur pemuda yang tidak sempat membawa jas hujan. Karena rencananya menuju air terjun ya' sudah pasti basah. Jadi hujan tak mampu menghentikan laju motor. Malah semakin menambah semangat untuk melajukan motor agar dapat menemui teman yang sudah berangkat duluan sedari tadi. Rupanya hanya di tengah hutan ini saja yang hujan. Setelah melawati tempat ini, cuaca kembali cerah matahari mulai menampakan senyum manis yang melekuk indah dibalik celah daun pohon yang melengkung ke jalan.

Jalur menuju Lokasi air terjun Lengang, anda hanya perlu memperhatikan papan petunjuk berwarna hijau yang ada di sebelah kiri jalan. Jika lurus maka anda akan menuju Bone, Jika ke kanan menuju Laiyya.  Lorongnya sama jika menuju bebukitan teletubies, tapi sedikit menambah jarak tempuh sekitar kurang lebih 15 menit dan jika menemui masjid yang ada di sebelah kanan jalan, tanjakan pertama dimulai. Perbaiki pernapasan anda karena pendakian yang sesungguhnya akan dimulai. Juga perbaiki pernapasan motor anda, khususnya yang menggunakan motor matik, karena jika van belt kurang baik maka akan tercium bau hangus pada motor anda. 

Terjalnya jalan yang berbatu, membuat perjuangan motor anda sedikit lebih keras, tapi tenang saja tak semua tanjakannya terjal, ada beberapa bagian yang cukup bersahabat. Subhanallah, perjalanan yang sangat menarik, karena disuguhkan dengan pemandangan hutan pinus. Yang tertata rapi. Dari tanjakan pertama, kurang lebih dua puluh menit mengendarai motor jika lancar, maka perkampungan akan anda temui disini. Banyak warga yang memelihara sapi. Dan mayoritas warga disini berprofesi sebagai petani / pekebun. Di dusun Bonto Manai ini, juga terdapat sekolah dasar yang jika gurunya bukan berasal dari dusun ini, maka luar biasa perjuangannya menuju ke tempat ini.



Mungkin kita akan berjalan kira kira sekitar 700 meter, suasana sejuk mulai terasa saat mendengar suara gemuruh air dari kejauhan. Letaknya berada pada posisi lebih rendah dari tempat kami berdiri saat ini. melihat kebawah dengan suara pengunjung yang berselfie ria. Baru kali ini melihat air terjun pertama dari puncak air terjun itu sendiri. Tentunya sangat indah. Sekali lagi terucap subhanallah atas keindahan dari sang maha pemilik keindahan ini. it's so awesome..

Air terjun yang memiliki tiga tempat untuk mengambil gambar, diawali dari puncak air terjun, dengan suguhan pemandangan gunung, dan lembah, serta hijaunya pepohonan, ditambah sepoinya angin semilir dari puncak ini, di tepi puncak ada beberapa warga yang memanfaatkan tempat wisata yang masih orisinil ini dengan berjualan cemilan dan minuman bagi pengunjung yang tidak membawa bekal. Jadi tenang saja. 

Lokasi kedua dari tengah air terjun, di air terjun lengang ini terdapat dua tingkat air terjun, dan pengunjung bisa menikmati kedua tumbukan air ke batu ini. Lokasi ketiga adalah dasar air terjun, yang langsung membentuk sungai. Keindahan alami yang sesungguhnya bisa dinikmati dari dasar air terjun ini. Tekstur batu yang menyerupai hasil pahatan manusia ini, merupakan hasil karya sang pencipta. Sebesar dan sehebat apapun karya manusia ada Allah sang maha besar yang lebih hebat. 

Air dari lokasi ini dimanfaatkan warga untuk menunjang kehidupan mereka. Karena terdapat pipa pipa besar yang dihubungkan di tepi puncak air terjun ini.

Suara gemuruh air yang pecah, membuat riuk kalbu yang sempat kelam. Akhirnya lelahnya perjalanan terbayar dengan suguhan keindahan. Jika tadi mereka sempat mengeluhkan perjalanan yang begitu melelahkan, sekarang mereka bisa tertawa lega meskipun mereka belum memikirkan bagaimana mereka kembali.






Semoga tempat ini selalu terjaga kealamiannya dan membuat semua orang yang berkunjung ke tempat ini senantiasa melestarikan alam ciptaan tuhan.

Like this ya