Kekinian Katanya

05:47 0


Kekinian selalu berhubungan dengan gaya dan perangkatnya (baca : aksesoris). Mengikuti jaman adalah hobinya. Gaya terbaru adalah hal yang selalu diupdate. Browsing, baca majalah mengikuti gaya kebarat baratan dan menjadi fashionable serta jadi trend setter adalah tujuannya. Sehingga orang lain bisa mengatakan “wooww” atas keberhasilan gayanya. Tak jarang pula dia mendengar kata keren dan cool dari seorang yang mengaguminya.

Dunia memang tempat untuk terlena, dan manusia adalah objek untuk dilenakan yang memiliki peringkat nomor satu. Dalam al-qur'an ada yang menjelaskan bahwa, harta, wanita dan tahta adalah sumber  pelenaan manusia di dunia. Di dalam harta ada banyak sekali pernak pernik termasuk yang dijelaskan di awal, sangat memiliki peran besar dalam upaya meningkatkan kemalasan manusia untuk beribadah, sibuk mencari harta dan menghabiskannya lagi. siklus itu yang terus terulang, hingga jarang membuat manusia mengingat allah.

Juga wanita, adalah mimpi indah yang nyata yang juga mampu menciptakan kreatifitas negatif untuk mendapatkannya dengan berbagai cara. Apalagi tahta (jabatan), juga salah satu hal kekinian yang paling dekat dengan para pemangku jabatan yang memanfaatkan suara rakyat. Menjual janji janji yang mustahil untuk ditepati dan memaksa untuk korupsi.

Sesaat.

Ketika mereka tersadar, jika terus melakukan hal yang demikian, melakukan ritual khusus, menghabiskan banyak waktu dengan berbuat sesuai kehendak hati mereka, tak ingin diatur dan tak ingin terikat. Menghabiskan banyak waktu diliuar. Jarang memperdulikan urusan keluarga, apalagi urusan ibadah.

Suatu saat mereka pasti sadar.

Allah maha pengampun.

Mungkin saja hanya waktu yang belum berpihak pada mereka. Saat mereka belum dibubuhi tanggung jawab yang besar. Bukan untuk orang lain. Tapi untuk mereka sendiri. Tanggung jawab terhadap diri dan kehidupan. Dan tanggung jawab sebagai perantau di muka bumi ini.

Mungkin hanya waktu yang belum mereka sadari. Di usia baligh. Tanggung jawab itu bukan lagi urusan orang tuamu. Di usia baligh. Otakmu akan tumbuh sempurna, terlebih otak lelaki yang lebih besar. Untuk apa?.  Untuk membantumu membedakan yang mana yang benar dan yang mana yang salah. Bukan berusaha membenarkan yang salah dengan memanfaatkan sifat maha pengampunnya Allah. Naudzubillah.

Harta tidak akan dibawa mati. Sudah menjadi hal yang lumrah dibicarakan oleh orang orang sadar. Tapi kebanyakan orang sadar itu tak paham artinya. Hanya sekedar ucapan. Sudah tahu harta tidak akan ikut sampai ke akhirat. Masih saja berjuang mempertahankan hal yang salah di nuraninya untuk mengejar harta dunia yang hanya dinikmati di dunia saja.

Masih dengan waktu yang belum berpihak katanya. Entah kapan ia akan sadar. Entah kapan ia akan mencoba memperdulikan bahwa dia hanya seorang perantau yang harus memenuhi beberapa syarat agar dia bisa kembali kekampung halamannya dengan membawa oleh oleh yang besar. Oleh oleh yang bisa mengantarkan dirinya dan keluarganya menuju kenikmatan yang sesungguhnya. Apalagi yang mampu membagi oleh oleh tersebut ke kerabat dan tetangga terdekat. Amin

Kekinian.

Sudah menjadi hal yang  biasa punya gadget keren. Tapi menjadi hal yang luar biasa ketika kamu mampu membiaya hidup kamu sendiri di usia muda. Itulah gaya kekinian yang asli. Membiayai kuliah (pakai beasiswa / kerja sendiri) itulah gaya kekinian yang seharusnya dipelihara. Jadi anak yang berbakti kepada keluarga serta peduli kepada sesama, itulah gaya kekinian yang penuh kenikmatan.
Saya pernah baca status postingan dari teman yang diedit pakai foto anak muda yang bekerja keras dan dijadikan meme yang tulisannya “Disaat orang orang seusiaku bersenang senang. Aku lebih memilih bekerja keras”.  That’s right. Tipe anak muda yang penuh tanggung jawab. Kerja apapun yang penting halal. Tetap menjalankan ibadah sebagai hamba dan tetap semangat dengan kurasan keringatmu. Semangat anak muda.

Pesona Pulau Samalona di Pelupuk Makassar

05:53 0

Minggu, 31 Januari 2016. Kembali kami mengikuti hembusan angin yang mengajak ke salah satu pulau yang dekat dengan pusat keramaian Makassar. Pulau Samalona. Seperti itu orang menyebutnya.  Kami bertujuh berangkat sekitar pukul 09.40, molor dari rencana awal yang katanya tepat pukul 09.00.

Dermaga
Setelah berkendara sekitar mungkin satu jam. Tiba di dermaga kayu bangkoa yang digunakan sebagai akses keluar masuk warga pulau yang ingin ke kota begitupun sebaliknya warga kota yang hendak berwisata ke pulau yang ada di sekitaran perairan Makassar.

 Terlihat dari keramaian pelabuhan ini beberapa warga berlalu lalang sambil membawa tas besar, mungkin saja warga pulau yang ingin mengadu nasib dikota. Juga terdapat beberapa pemuda pemudi dengan gaya ala – ala traveler yang sedang sibuk mengurus keberangkatan mereka. Ada pula warga diatas perahu yang hendak mengangkat kotak putih yang terbuat dari gabus, yang berisikan ikan. Entah ikan cakalang, bolu atau udang. Mungkin saja akan dijual kekota yang masyarakatnya suka mengkonsumsi hewan laut ini.

Meskipun tidak beranjak dari kapalnya beberapa penada pun berlomba untuk mengambil gabus putih itu, mungkin saja ada yang hanya perantara ataupun ada pagandeng (penjual keliling) yang langsung membeli untuk dijajakan ke masyarakat.

Suasana di pelabuhan ini sangat bising. Dan di pesisir pelabuhan ada beberapa warung yang menjual makanan, (nasi dus dan cemilan). Kami sempatkan untuk belanja beberapa cemilan yang dijadikan bekal pada saat sampai di pulau nantinya..

Setelah Ibu ibu ini puas membeli cemilan dan kami hanya menikmatinya, saatnya memasang satu kacamata ala bajak laut. Pada hari itu kesepakatan singkat mengenai biaya kapal ke pulau samalona antara yudi (pemilik kapal) dan Rina (ibu-ibu tadi) senilai Rp. 400.000 pulang pergi. Dan kami menikmati perjalanan yang singkat diatas kapal. Dan sempat singga di pulau lae lae untuk mengisi bahan bakar.

Beberapa menit kemudian, akhirnya kapal sandar di pulau tujuan. Samalona island. Kami bergantian menuruni kapal yang menjadi kendaraan menyerupai odong  odong. Sebutan odong – odong ini karena gelombang ombak yang mendayu dayu.

Yang Bisa dinikmati di pulau samalona .

Pasir putih, tumbuhan hijau dan pemandangan yang indah. Subhanallah maha besar Allah dengan segala ciptaanya.
Seolah - olah

Beberapa orang sedang sibuk diving di pesisir pantai lengkap dengan kacamata, dan baju renanngya. Juga terdapat gerombolan anak muda yang sepertinya tentara muda yang berlibur sedang bersepak bola. Percikan pasir putih ikut terangkat saat bola disepak. Teringat saat main sepak bola di sawah percikan lumpur yang ikut. :D.

Jika tidak ingin menggunakan villa, beberapa pengunjung juga memanfaatkan gazebo yang terbuat dari bambu untuk beristirahat. Di bawah teduhnya pohon, sangat asik untuk menikmati ikan bakar, disantap lalu renang.

Setelah menemukan tempat peristirahatan *sementara. Dan hal yang wajib dilakukan ketika mengunjungi suatu tempat adalah berfoto. Dengan backround birunya laut dibawah naungan birunya langit dan pandangan yang tiada batas diufuk barat jadi tempat yang asik untuk diabadikan dan dijadikan kenangan kelak. Latar pasir putih ini juga menjadi saksi bagi alaynya gaya ibu ibu tadi ^_^.

Menyusuri kehidupan beberapa penduduk di sini, tak cukup 20 menit kami sudah menjangkau seluruh penjuru pulau ini. Hal yang terpenting untuk suatu daerah / tujuan destinasi adalah tempat ibadah (masjid/musholah). Tak terasa waktu dhuhur sudah masuk. Selain berteduh kami ingin meneduhkan hati dengan kembali mengingat rabb kami. Sang pencipta.
Masjid di pulau Samalona
Di tengah tengah pulau terdapat tempat ibadah yang mungkin lebih cocok disebut mushollah. Dengan ukurannya yang minimalis kira kira sekitar tiga kali empat meter cukup untuk beberapa pengunjung yang ingat statusnya sebagai hamba. Bukan hanya penikmat alam ciptaanya, tapi juga yang senantiasa mensyukuri alam ciptaanya.

Pemilik pulau ini, terdiri dari beberapa orang yang berasal dari beberapa keluarga yang senantiasa menjaga dan melestarikan pulau samalona ini. Nama nama pemilik pulau ini terpampang pada papan putih diatas dermaga. Juga terdapat beberapa kuburan yang berada sangat dekat dengan pemukiman warga.

Dibawah dermaga kita bisa menyaksikan beberapa ikan kecil yang terlihat ceria saat pengunjung mengajaknya berkomunikasi. Di tepi timur terdapat sebuah kotak yang terbuat dari jaring yang ternyata didalamnya terdapat anak ikan hiu. Baru kali ini menyaksikan ikan hiu dengan jarak beberapa centimeter saja. Mungkin saja ini peliharaan warga setempat.

Saat berkunjung ke tempat ini, sediakan beberapa uang cadangan untuk menyewa beberapa fasilitas yang tentunya tidak gratis. Bagi yang hendak ke tempat ini berikut beberapa rincian taripnya. Pada bagian tempat istirahat sediakan Rp. 20.000, Sewa alat kacamata + Selang udara Rp. 20.000, Kacamata + selang udara + sepatu Rp. 40.000. Sewa kamar mandi Rp. 10.000. belum termasuk biaya cemilan dsb. Meskipun beberapa butuh biaya, anda tidak akan rugi karena masih diberi nikmat penglihatan untuk menyaksikan kemegahan alam ciptaan tuhan dari sudut pandang pulau samalona.

Terumbu karang juga dirawat oleh warga setempat yang bekerja sama dengan pemerintah. Dan bagi pengunjung  yang  suka berwisata air juga disediakan banana boat dan motor air. Dan diharapkan memakai sepatu ari saat berenang karena dikhawatirkan terkena bulu babi.

Setelah puas menelusuri surga alam ciptaan Allah swt yang satu ini, saatnya kembali ke habitat asli. Dan pak Yudi sang pemilik kapal ternyata sudah menunggu di dermaga.  

Perjalanan hari ini akan dicatat di barisan folder memori internal yang bisa disalin ke memori external untuk dinikmati bersama. Walau memori external terhapus akan ada media cadangan yang tak akan mungkin dihapus dalam ingatan kecuali dengan kematian.

Thanks’
Syukron.

Like this ya