Puisi - Indahmu Dulu

Puisi - Indahmu Dulu

07:24 0
Gertakan senjata dari kompeni baru itu mengingatkan,
Seringainya mengaum keras menghantam segala apa yang disisinya.
Menghujani demonstran dengan hujan buatan.

Dulu gemuruh peluru yang terdengar
Tapi kini gemuruh kendaraan yang semakin padat.
Dulu sejuknya udara yang selalu menemani langkah ini
Tapi kini pengapnya asap hitam yang menghantui
Merasuk ke paru paru, merusak rongga dada.

Seakan kumengingatmu lagi,
Karena dulu keindahanmu tiada batas
Melengkapi kehidupan insan yang khayalnya tak berbatas.

Menyaksikan ombak yang menari riang,
Memperhatikan bayangmu yang sungguh elok diterpa senja
Tapi sayang....
Itu hanya indahmu dulu
Mustahil untuk dapat kami rasakan kembali

       Syukur, 19 September 2014



Puisi - Aku Ingin

Puisi - Aku Ingin

06:45 3
Hembusan angin di malam ini
Memberi nestapa bagi sang khalifah
Berjalan di tengah keringnya tanah ini
Terbang melawan arus angin yang gersang

Angin ingin menjadi berarti
Tidak dengan bayangan bayangan kekuranganku yang semakin membuatku terpuruk
Aku ingin lebih bernilai, tidak dengan kebodohan si buaya melawan si kancil
Aku ingin lebih berguna, bagai malaikat yang membagikan kedamaian kepada setiap orang yang membutuhkan.

Sejujurnya keinginanku....
Adalah untuk selalu menjadi malaikat yang selalu menyejukkan tanah yang kering itu
Aku ingin menjadi madu yang bisa menyegarkan angin yang gersang itu,
Untuk dirimu yang selalu menantiku.



Syukur, 14 September 2014 (for Irma)

Musim Kemarau Berdampak Kekeringan

07:52 1
Musim Hujan telah berlalu, Mengiaskan musim kemarau yang begitu kering, petani yang sedang menggarap sawahnya mengalami kekeringan panjang. Air sungai sudah tidak memungkinkan lagi untuk diisap pompa.
Kebiasaan para petani di desa saya adalah dengan memanfaatkan sungai sebagai sumber air untuk dialiri kesawah pada saat musim kemarau.

Diwilayah saya (Manjalling Alatengae) musim ini adalah musim yang sangat parah, karena para petani baru saja selesai menggarap sawah, hujan sudah tak kunjung turun. Akibatnya tanah yang padinya baru saja tumbuh akhirnya mengalami kekeringan bahkan sampai retak retak.

Meskipun hanya dengan memanfaatkan air yang ada disungai, dengan satu pompa besar milik salah seorang warga, bisa mengaliri beberapa petak sawah milik masyarakat setempat. meskipun dengan bayaran Rp. 20.000 per hekto are. dan bisa dibayar setelah selesai panen.
Biasanya masyarakat yang letak sawahnya jauh dari aliran / jalur pompa besar ini, mereka memanfaatkan pompa kecil yang kadang digunakan sebagai mesin penggiling padi (Sampakan). dan menghisap dari sawah yang ada airnya, atau dengan memanfaatkan sungai apabila dekat.
Jadwal pengalirannya pun berjarak cukup jauh dan hanya melihat keadaan sawah yang paling dekat dengan aliran pompa. Apabila sudah kering barulah pompa dengan merk kubota ini dimanfaatkan.

Salah satu penyebab keringnya sawah pada gambar tersebut adalah bendungan di wilayah Bantimurung ditutup, untuk diarahkan kejalur lain karena pasokan air sudah sangat sedikit maka pembagian alur air dari air terjun bantimurung dikurangi.

Salah satu upaya kepala desa dengan mengkomunikasikan kepada pihak PDAM wilayah Bantimurung untuk membagi air kemasyarakat yang ada di aliran sungai ini. karena hanya air ini sumber kehidupan banyak masyarakat. apalagi Maros sebagai salah satu penghasil padi yang besar di wilayah Sulawesi Selatan





Sawah dengan tanah kering

Like this ya